Lihat ke Halaman Asli

Nasuri Suray

Guru Menggambar yang Suka Dunia Tulis Menulis

KPK vs Polri, Mana yang Harus Diselamatkan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14225365781144032298

[caption id="attachment_348589" align="aligncenter" width="538" caption="KPK vs Polri, Mana yang Harus Diselamatkan?"][/caption]

Kebenaran pasti terungkap, cepat atau lambat. Polri tak salah, begitu juga dengan KPK. Yang salah adalah oknum yang memanfaatkan kedua lembaga tersebut. Sederhananya, jangan salahkan Islam ketika terjadi aksi terorisme yang kebetulan mereka beragama Islam. Jadi, jangan salahkan Polri ketika ada orang yang kebetulan anggota Polri lalu melakukan tindak kejahatan. Begitu juga dengan KPK.

KPK hanyalah kumpulan manusia yang tak lepas dari salah dan dosa. Bisa saja para petinggi KPK berbuat salah, itu sangat mungkin terjadi karena faktor fitrah manusianya. Silahkan saja tangkap dan adili jika memang benar bersalah. Kita berada di negara hukum. Tak ada warga negara yang kebal hukum, sekalipun ia seorang Presiden.

Tapi ironisnya, di negara kita, hukum bisa dibeli. Siapa yang punya uang banyak, merekalah yang menang di pengadilan. Hukuman maling motor itu lebih berat dari para koruptor. Maling motor itu hukumannya mati dikeroyok massa tapi para koruptor terkadang dapat potongan masa tahanan.

KPK tak boleh mati. Karena untuk saat ini, hanya KPK yang terlihat serius memerangi korupsi. Bukankah dibentuknya KPK karena Polisi dan Jaksa dianggap tak serius basmi korupsi? Tapi, jika benar para petinggi KPK melakukan tindak kejahatan, yah harus dihukum. Sebagaimana petinggi Polri yang melakukan kejahatan.

Sah-sah saja jika banyak pendapat yang mengatakan ini adalah upaya pelemahan KPK. Atau bahkan ada yang menjulukinya Cicak vs Buaya jilid 3 karena aroma balas dendam sangat tampak sekali antara dua lembaga yang terhormat itu.

Sepertinya, nenek moyang kita sudah tahu betul karakter bangsa ini hingga membuat pepatah yang tak asing di telinga kita :
"Sepandai-pandainya tupai melompat pastilah jatuh juga"
"Serapat-rapatnya menutup bangkai, baunya pasti tercium juga"

Tetap semangat kawan, sekalipun negeri ini sedang sakit. Setiap orang ada masanya. Dan setiap masa ada orangnya. Tetaplah bertakwa dan menebar kebaikan. Sekalipun disekelilingmu penuh lumpur hitam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline