Lihat ke Halaman Asli

Demokrasi Tetap Harga Mati?

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi. Satu kata yang sering diperbincangkan. Tiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai demokrasi. Ada yang berpandangan bahwa demokrasi adalah tujuan dan ada juga yang mengatakan sebagai alat. Memang tidak perlu dipertentangkan mengenai perbedaan dalam mendeifinisikan demokrasi. Hanya saja perbedaan ini harus diperhatikan dengan semestinya, karena setiap dari definisi memiliki cermin prilaku yang berbeda. Tentu tidak ingin jika demokrasi ditampilkan dengan prilaku yang tidak ideal yaitu sesuai dengan kemurnian dari demokrasi itu sendiri. Sebenarnya dalam memaknai suatu hal jangan sampai terlepas dari bagaimana nalar yang benar. Yaitu nalar yang dapat menjelaskan setiap sesuatu didasarkan pada yang nyata adanya dan memuaskan nalar itu sendiri. Agar nalar dalam memberikan pernyataan tidak berdasarkan pada keambiguan atau kenyataan yang tidak berujuang pada bukti. Seperti kedua arti mengenai demokrasi. Apakah demokrasi itu tujuan ataukah alat? Ini perlu diuraikan lebih dalam. Kita mengetahui arti demokrasi dari semenjak SD sampai Pendidikan Tinggi, namuna yang paling sering kita pahami bahwa demokrasi adalah kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Itu yang sering kita dengar dan baca selama kita berada di bangku sekolah. Memang pada masa itu kita menerima begitu saja karena dianggap benar. Akan tetapi, untuk saat ini apakakah benar seperti itu? Indonesia telah hidup dalam demokrasi hampir enam belas tahun, itu artinya separuh dari usia bangsa ini. Tentu kita dapat menilai hasil-hasil yang telah diperlihatkan oleh penerapan demokrasi. Apakah memberikan kemajuan bagi bangsa ini ataukah sebaliknya? Apakah sudah mencapai sesuai dengan nilai-nilai demokrasi? Akan banyak penjelasan, fakta dan pendapat yang menguraikan dampak dari demokkrasi, tentunya. Hal mutlak dari demokrasi adalah harus menunjukkan kenyataan yang pasti untuk Indonesia tidak boleh tidak. Mengenai kesejahteraan, toleransi, kebebasan dan hak asasi manusia adalah harga yang mesti dibuktikan oleh demokrasi. Jika tidak maka demokrasi jangan berharap akan menjadi bagian dari negeri ini karena negeri ini butuh kepastian akan kesejahteraan, toleransi, kebebasan dan jaminan hak asasi manusia. Pertanyaannya adalah apakah selama enam belas tahun Indonesia menerapkan demokrasi sudah mencapai itu semua? Jika jawabannya tidak maka apakah demokrasi tetap dikatakan harga mati untuk diperjuangkan di negeri ini? Ataukah masih akan terus merasakan proses demokrasi sampai batas waktu yang tidak ditentukan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline