Lihat ke Halaman Asli

Kupu-Kupu (because Life is About Metamorphosis)

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lelah sudah perjalanan ini ditempuh
mengemban harap, tak kunjung sirna

Disini semuanya kembali jadi awal
Saat takdirMu menyentuh tubuhku

Perlahan kuendapkan langkahku
untuk kemudian bertafakur kepadaMu

Saat itu dingin tak lagi kurasa
karena perlahan tubuh ini digelayuti hening
hening yang menyejukkan tubuh
membalut setiap jengkal bagiannya

Begitu indah takdirMu bagiku ya Rabb
saat diri ini Engkau izinkan 'tuk menyendiri
dalam gaun indah kepompong

Dan waktu berhenti di satu titik...
Cemburu yang selalu ada saat melihat bunga-bungaMu bermekaran tanpa penghuni,
sirna sudah...
Penyesalan tanpa akhir saat kepala ini masih bisa menengok ke belakang,
gugur tak berbekas...
Yang tertinggal hanyalah kesempatan untuk merasakan hangat mentariMu besok pagi...

Bila pagi yang dinanti tiba
perih di tubuh ini tak lagi terasa
Sayap indah anugerah dariMu lagi-lagi menjadi satu dari tanda kuasaMu

Sayup-sayup terdengar dari kejauhan :
Terbanglah wahai kupu-kupu kecilku
Jadilah kupu-kupu terindah di muka bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline