Lihat ke Halaman Asli

nasti lamag

Ibu Rumah Tangga

Papua Nugini Longgarkan Lockdown

Diperbarui: 28 April 2020   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Mulai Hari Jumat kemarin PNG mulai memperlonggar aturan aturan selama Masa pemberlakuan State of Emergency (SOE )yang  akan segera berakhir pada awal Juni 2020.

Hari ini semua transportasi laut udara dan darat antar provinsi,kota dan pedesaan kembali berjalan normal seperti sedia kala, perkuliahan, restoran, bank ,kantor ,gereja,pabrik sudah mulai berjalan  seperti biasa , berolahraga di taman kota pun sudah di perbolehkan ,rencananya dalam waktu dekat penerbangan internasional akan membuka beberapa rute.

Perdana Menteri(PM) PNG James Marape memastikan bahwa hingga kini hanya 8 kasus positif yg terdeteksi semenjak penerbangan internasional di tutup sejak 1 bulan lalu sehingga ia berharap banyak pada seluruh masyarakat yg tinggal di PNG ikut bertanggung Jawab mengurangi penyebaran COVID-19.

Di saat pemerintah mulai mendorong seluruh  aktivitas perekonomian  kembali normal di PNG agar dampak ekonomi yang mulai terasa akan segera pulih kembali.

Aktifitas mulai terlihat kembali

Sebagai info pekerja yg di rumahkan  ataupun berada di bawah garis kemiskinan selama Lockdown tidak mendapatkan bantuan khusus  dari pemerintah contohnya  paket  sembako yang di kirim ke rumah seperti di Wuhan ,diskon listrik  plus diskon data internet seperti di Malaysia ,atau  uang tunai seperti  agar masyarakatnya mau tinggal di rumah seperti di Jepang. 

Di PNG masyarakat  memang hidup tanpa subsidi dengan UMR kurang lebih Rp 15ribu /jam di tengah tingginya biaya hidup yg sama seperti rata rata biaya hidup di Australia ,namun begitu tidak serta merta pemerintah lepas tangan dengan masyarakat yang terdampak akibat Lockdown. 

Pembentukan sebuah Yayasan yang menampung sumbangan  hasil bumi dari masyarakat luas dan lewat pihak gereja akan di distribusikan ke masyarakat yang membutuhkan selain itu banyak juga perusahaaan besar yang beroperasi di PNG juga turut serta membantu mengulurkan bantuan kepada masyarakat terdampak.

Cheek Point yang di jaga Tentara dan Polisi PNG

Ada 3 catatan penting yang  menjadi perhatian Saya Selama  1 bulan Lock down di PNG ini  berlangsung ,antara lain:

1.Ketahanan pangan mereka sangat baik , Keragamaan bahan pokok kemungkinan membuat mereka bertahan tanpa gajian lebih dari satu bulan ini,  mulai dari Umbi umbian ,Sagu ,Pisang yang berlimpah , murah meriah dan mudah di tanami di pekarangan dengan tanah yang subur.

Beras merupakan salah satu bahan pokok yang mahal dan hanya bisa di beli dan di kosumsi  oleh mereka yang  mapan sehingga bagi warga di luar ibu kota yang hidup memang dari bercocok tanam Lockdown hanya berpengaruh pada distribusi hasil bumi mereka ke pasar untuk di jual namun ketersedian pangan tidak menjadi masalah besar.Stok pangan di supermarket tidak ada masalah karena distribusi logistik baik laut dan udara  tetap lancar .

2.Tidak ada Pasien COVID-19 yang meninggal dan tiap kasus yg di laporkan tidak membuat penyebaran COVID-19 meluas di wilayah pasien positif , padahal karantina hanya di lakukan oleh si pasien positif COVID-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline