Pantai berpasir putih sepanjang 1 kilometer di area Town (Kota lama) Port Moresby, Papua Nugini,merupakan tempat favorit masyarakat kota Port Moresby termasuk saya untuk berwisata dan berolah raga.
Pantai ini selesai di reklamasi dan di tata ulang pada tahun 2018, saat Port Moresby menjadi tuan rumah APEC. Banyak fasilitas olahraga untuk di akses publik secara gratis seperti jogging track, lapangan basket, lapagan voli, tempat berkumpul komunitas sepeda, atletik, gym, rugby, konser musik, pesta adat, hingga pagelaran pesta kembang api .
Menengok ke belakang, pantai ini ternyata banyak menyimpan cerita sejarah. Ela Beach dahulu kala dikenal dengan nama "Turtle Beach" atau dalam bahasa suku Motu "Era Kone"( Era = Penyu , Kone = Kano/perahu).
Tempat ini pernah menjadi habitat koloni penyu pipih (Flatback Sea Turtle) yang datang untuk bertelur. Sebagai salah satu situs yang penting bagi suku Motu yang mendiami wilayah seluruh pesisir pantai di Port Moresby hingga seluruh provinsi Central, area ini juga merupakan tempat penyelenggaran perayaan adat terbesar tahunan suku Motu yang selalu diadakan setiap bulan September dengan nama "Hiri Moale and Canoe Festival ".
Pada awal perang dunia pertama area pantai ini di rencanakan untuk menjadi titik pusat jalur kereta api Port Moresby -- Rona rona (1914) walaupun akhirnya dibatalkan setelah perang berakhir.
Setelah perang dunia ke dua pecah, wilayah ini di fungsikan menjadi bandar udara darurat hingga bandara militer di desa Kila kila (3 mil dari Port Moresby) selesai di bangun dan dioperasikan oleh tentara Amerika dan sekutu.
Saat masih menjadi bagian wilayah Australia, pantai ini menjadi tempat favorit warga Australia untuk berjemur. Mayoritas bangunan yang di dirikan baik hotel, perkantoran, perumahan dan apartermen di sepanjang tebing dan jalan sebelah pesisir pantai sangat kental bercita rasa Queensland, Australia.
Kini area Town dan Harbour di sepanjang pantai, menjadi pilihan favorit warga Australia, Amerika, dan Eropa untuk memilih tempat tinggal dengan view yang cantik menjadi pilihan utama. Pada akhir pekan dan hari libur keramaian akan terlihat, baik masyarakat lokal maupun expatriat, pantai ini pun menjadi tempat yang paling hidup untuk bersosialisasi dan lumayan aman untuk diakses publik.
Ela Beach menjadi tempat kesayangan saya selama tinggal di kota Port Moresby setelah diresmikan tahun 2018. Namun di tengah merebaknya Wabah COVID-19 di dunia termasuk di wilayah Papua Nugini sangat berdampak dengan sepinya tingkat kunjungan. Adanya imbauan menghindari keramaian oleh pemerintah membuat masyarakat mayoritas memilih untuk berdiam di rumah.
Akhirnya hanya bisa berharap agar wabah COVID-19 ini segera berakhir di seluruh dunia termasuk di Papua Nugini sehingga senyum kebahagian warga Port Moresby bisa kembali terlihat di pantai cantik berpasir putih penuh sejarah, Ela Beach.