Seorang mantan tentara angkatan darat , pesiunan dengan pangkat Sersan Mayor, Petrus Kiwan Lamag ,atau lebih di kenal dengan pak Pit, menghabiskan hampir seluruh masa dinasnya di Timor Timur (sekarang Timor Leste).
Sekarang sedang menikmati masa tuannya di Kupang bersama anaknya yang ke empat yang bekerja sebagai PNS di Provinsi NTT dan bungsu kebetulan sekarang sedang berjuang mengikuti tes dan berkeinginan mengikuti jejaknya berdinas sebagai anggota TNI angkatan laut. Istri tercinta telah berpulang mendahuluinya pada tahun 2004.
Sangat bahagia saat mendengar kenaikan tunjungan veterannya telah di setujui oleh pemerintah dan di tandatangani oleh Presiden Joko Widodo Agustus ini. Buat dia ini adalah salah satu bentuk penghormatan negara yang mengakui apa yang telah mereka lakukan untuk bangsa dan negara tercinta.
Dari sekian Veteran Indonesia yang yang saya baca di media nasibnya kurang beruntung, bapak Pit ini tidak termasuk di dalamnya ,bahkan di masa pensiunnya ia masih sanggup menyisahkan uang pensiunnya untuk membayar kuliah anak perempuannya.
Tinggal di sebidang kecil tanahnya sendiri di Liliba kupang ,lebih banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan di gereja dan berkebun.Jika duduk dan bercerita dengan bapak Pit ini, topik bahasan terfavorit adalah masa masa penugasan saat muda, tak tik perang dan kebanggaan bertugas dengan mantan Dankinya Bapak Gerhan Lantara, Bapak Mayjen. Imam Edy Mulyono,mantan Komandan Batalion 744 ,bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden Ke 6 RI dan mendengar cerita panjang bagaimana ia sangat mengangumi dan menghormati sosok mantan panglima ABRI M. Yusuf yang di anggap sebagai panglima yang paling dekat dengan prajurit bawahaannya.
Kalau kebetulan anda seorang tentara atau polisi bakalan semalam suntuk mendengar cerita pengalaman tugasnya yang tidak akan ada akhirnya. Dulu Sempat terdengar akan kekecewaan nya ketika harus menerima keputusan politik pemerintah melepas Timor Timur dari bagian NKRI, bagaimana tidak, ia menghabiskan seluruh waktu hidup tentaranya di hutan belantara Timor melihat teman teman seperjuangan tewas satu persatu di depan matanya ataupun harus menanggung cacat seumur hidup,Bagaimana ia kurang dekat dengan putra putrinya karena keseringan berangkat tugas tempur bertahun tahun meninggalkan begitu saja tabungan hari tuanya yaitu 2 rumah hasil keringatnya sendiri saat exodus 1998.
Tapi sekarang terlihat ia sudah bisa mulai menerima dan menganggap sebagai seorang prajurit yang baik ,Ia harus bisa menerima apapun hasil keputusan politik negaranya.
Acara favorit bapak Pit ini adalah arisan sesama mantan tentara 744 di kupang dan saat pengambilan pensiun di kantor pos yang merupakan ajang reuni bulanan sesama mantan teman seperjuangan yang sangat membahagiakan.
Asa terbesar di hari tuanya adalah melihat anak cucunya bahagia, terutama yang mengikuti jejaknya menjadi abdi negara. Anak tertuanya Kapten.Inf. Anumerta Hendrikus Lamag telah lama meninggal dunia karena sakit.
Anak keduanya Ipda. Antonius Lamag bertugas sebagai pelatih di Pusdik Brimod Watukosek. Anak ketiganya sedang mengikuti suami bertugas di Luar Negeri.
Dua dari 8 cucunya, yang pertama Serda.Inf Raynalno lamag (berdinas di Papua) Dan Sersan Taruna Rainer T (Mengikuti Pendidikan di Akmil) adalah kebanggaan terbesar dalam hidupnya sekarang ini karena 2 cucunya ini mau melanjutkan tradisi keluarga untuk mendharmabhaktikan hidupnya sebagai anggota TNI yang akan selalu menjadi pengawal utama keutuhan NKRI.