Antara bangga,bahagia dan sedih ketika ia pertama kali di nyatakan lulus menjadi Calon Prajurit Taruna dan siap di tempa di lembah Tidar .Bangga dan bahagia karena saya sebagai seorang ibu yang tau persis inilah yang paling di inginkannya sedari kecil dulu dan saya di berikan kesempatan untuk mengantar nya di depan gerbang Akmil ,Sedih karena saya tahu pasti kehidupan seorang calon prajurit dan kehidupan seorang TNI itu nantinya ,Waktunya untuk saya sudah pasti sangat di batasi dengan surat ijin dan surat perintah dan pastinya akan nomaden ke seluruh pelosok NKRI ,terasa semenjak awal seleksi hingga sekarang selama menjalani masa Pendidikan,bahkan untuk sekarang bisa mendengar suara nya di telepon saja pada saat pesiar merupakan sesuatu yang sangat membahagiakan
.Saya sebagai orangtua kadang merasa belum cukup memberikan kebahagian buat putra saya ,Tapi di masa mudanya malah ia membuat kami keluarga besar merasa sangat bangga dengan dirinya yang rela di tempa dengan Latihan militer dan disiplin yang keras ,Panas terik,hujan lebat berjalan di hutan berhari hari menenteng bedil dan helm baja di tambah ransel puluhan kilo plus dengan belajar untuk menuntaskan nilai akademik.
Hampir 6 bulan berlalu ternyata mereka bisa melawati tahap awal hidup militer mereka yang berat .Diantara peluh keringat dan Lelah luar biasa para taruna inilah kebanggaan keluarga di tunjukan dengan membuat foto keluarga dengan baju kebesaran Taruna dan di pastikan di pampang di ruang tamu ,Hampir semua orang tuanya akan menaruh foto dp di WA atau FB dengan foto Taruna dan Taruni nya,Kebanggaan memang tidak terbeli kata putra saya pertama kali saat saya menanyakan apa motifasinya untuk menjadi seorang tentara, butuh usaha keras dan berat untuk mendapatkannya agar kita dapat menghargainya ...alamak kamu kan baru 18 tahun nak ,belum juga lulus SMA juga waktu itu saat menjalani tes awal
Tapi karena dari SMA kelas satu telah di tunjukkan dengan niat dan usaha sendiri untuk mempersiapkan diri baik fisik ,akademik ,kesehatan,psikotes ,akhirnya saat kelas 3 sang ayah merestui dengan bersedia memberikan tanda tangan di surat syarat administrasi awal.Singkat cerita tahap demi tahap baik tingkat daerah di Jakarta dan pusat di Magelang di lewati ,yang paling berkesan seumur hidup saya yaitu pada tanggal 3 agustus 2017 di depan gerbang Akmil Magelang saat menunggu keputusan akhir nasib para calon taruna.
Sudah seminggu lebih saya dan para orang tua dari seluruh Indonesia berdiri di depan gerbang itu karena tidak ada yang bisa memastikan kapan hari akan pengumumannya.Sore jam 4 para orang tua telah ramai berkumpul dari kejauhan terlihat di stadion Sapta Marga para Calon taruna telah menenteng koper dan perlengkapan berbaris menuju lapangan untuk siap di panggil untuk lulus atau pun tidak.
Raut muka orang tua hari itu semuanya tegang termasuk saya ,Saya yang termasuk orang yang kurang rajin beribadah tapi selama seminggu di magelang hampir setiap menit bisa minta kepada Tuhan agar anak saya di restui karena menurut saya semua usaha saya dan anak saya tidak mungkin terwujud tanpa restuNya ,saya bukan kecewa jika akhirnya mungkin tidak lulus menjadi seorang taruna karena buat saya jadi apapun anak saya ,kami sebagai orang tua pasti tetap bahagia ,saya Cuma merasa sebagai seorang ibu sungguh tidak tega bila akhirnya melihat ia keluar dari gerbang dan mendorong koper dengan raut muka kecewa kerena menjadi TNI merupakan harapan terbesar dalam hidupnya.
Tiba akhirnya teman temannya yang di nyatakan tidak lulus keluar satu persatu di sambut tangis seluruh ibu ibu di depan gerbang karena sebagai seorang ibu kami juga bisa merasa bahwa kesedihan yang dalam hari itu dari teman seperjuangan anak anak kami dari seluruh Indonesia. menginggat kenangan hari itu kembali membuat saya sadar arti perjuangan baik anak dan keluarga , di butuhkan mental sekuat baja para orangtua dan putra putri mereka untuk menanti apapun keputusannya di depan gerbang Akmil yang sangat bersejarah ini.Dan akhirnya putra saya tidak dapat saya temui sama sekali semenjak mendapat kepastian ia di nyatakan lulus dan di haruskan langsung ikut pembukaan Pendidikan besok harinya,walaupun sudah seminggu lebih saya dan adiknya berdiri di depan gerbang akmil ini,
Tapi itulah resiko yang kita ambil setelah berani memberikan restu anak kita untuk memilih menjadi seorang taruna Akademi TNI , semenjak hari pertama menjalani kehidupan militernya ,ia telah menjadi milik negara dan bangsa ,dari mulai ujung rambut hingga ujung kaki di tanggung oleh negara ,betapa sedih ketika semua baju dan perlengkapan sekoper yang telah kita persiapkan di kembalikan dengan hormat karena tidak di butuhkan lagi .
Mereka benar benar telah menjadi anak ibu pertiwi tercinta yang telah di panggil dan siap mengabdi kepada negara dan harus siap fokus pada tahap kehidupan militer yang akan di jalani selama kurang lebih 4 tahun mendatang.Akhirnya para ibu ibu sedikit merasa perlu membuat perkumpulan baik di dunia nyata dan dunia maya agar bisa bebagi informasi seputar anak anak .
Dari Jakarta terbentuklah geng bunda bunda Korjack 2017 dan dari seluruh Indonesia ada geng emak emak Taruna Taruni 2017,alhasil karena Para Taruna taruni ini semua orang tua mempunyai banyak saudara baru dari sabang sampai merauke ,lintas matra ,lintas profesi ,Luar biasa bukan.
Dan efek yang paling terasa ke saya adalah Cinta Saya Pada TNI menjadi begitu besar ,semenjak anak saya di didik di AKMIL kalau ada yang coba menjelekkan TNI pasti nya akan berhadapan langsung dengan saya,dan sekarang warna baju favorit saya bukan Cuma merah tapi nambah jadi hijau, padahal yang mau jadi tentara itu kan anak saya bukan emaknya.......hahahaha