Johanes Martin adalah siswa SD Negri weliurai,desa Kabuna ,kecamatan Kakulukmesak, kabupaten Belu.Tinggal di dusun Wedik,setiap hari harus berjalan kaki menuju sekolahnya yang lumayan jauh, dan hal ini di lakukan juga oleh hampir seluruh teman sekolahnya, di karenakan tidak adanya angkutan umum di dusun tersebut. Bapaknya bekerja sebagai petani, ibunya seorang ibu rumah tangga, mempunyai 6 orang saudara kandung
Hari senin tanggal 18 juli 2016,adalah hari pertamanya masuk sekolah sebagai siswa kelas VI,terlihat girang melepas rindu bersama teman,berbaris mendengarkan pengarahan dari ibu guru. Barisan kelas 1,2 dan 3 terlihat anak anak memakai seragam baru,dan sepatu yang lumayan kondisinya.
Tapi di barisan kelas 4,5 dan 6 seragamnya mulai terlihat kuning,celana merahnya mulai pudar, sepatu dengan kondisi yang lumayan memprihatinkan(sepatu mulut buaya),bahkan sebagian nyaris memakai sandal jepit.
Johanes Martin termasuk di dalam anak yang menggunakan sendal jepit, dengan alasan kondisi ekonomi orangtua membuat ia tidak mungkin memaksakan orangtuanya untuk membelikan sepatu, walaupun terkadang ia dan teman temannya di tegur oleh guru karena hal ini.Tetap semangat ke sekolah walaupun dengan sendal jepit.
Selasa 19 juli Johanes Martin dan kawan kawannya mendapat suprise dari Bunda Obin, melalui perwakilannya di Atambua yang langsung membagikan sepasang sepatu sekolah baru.
Terlihat senyum di raut muka Johanes Martin, dan ada seorang temannya yang mempunyai sepatu mulut buaya ketika di tanya mengapa masih pakai sepatu ini,alasannya ini adalah warisan kakaknya,dan ketika ia mendapat sepatu baru ,sepatu mulut buayanya akan di sol ulang dan di wariskan ke adiknya yang juga tidak mempunyai sepatu sekolah. Inilah kondisi nyata anak anak SD di pelosok Belu yang memang perlu menjadi perhatian berbagai pihak terkait.
Selain di SD Negri Weliurai,perwakilan bunda Obin juga berkunjung ke SD Inpres Tini Atambua dan juga membagikan sepatu sekolah untuk anak anak yang membutuhkan.Kegiatan ini juga berlangsung di kabupaten Malaka
Tidak ketinggalan guru guru honor SMP Sadi mendapat bantuan sebagai bentuk penghargaan pengabdian mereka di daerah perbatasan.Mudah mudahan dengan kado kecil ini akan tambah membuat tunas tunas bangsa di perbatasan, bersemangat untuk mengejar apa yang menjadi cita citanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H