Lihat ke Halaman Asli

Nasrul Pradana

Praktisi Manajemen, Sarjana Psikologi, Magister Manajemen.

Penyair Elang

Diperbarui: 31 Desember 2020   02:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature photo created by wirestock - www.freepik.com

Di bukit berumput hijau, dekat hutan pinggiran kota

Sang penyair berdiri di kolong langit, menatap tembok-tembok tinggi yang penuh sesak melingkupi udara

ia menyanyikan sebuah tembang, tentang burung elang yang dikerangkeng penguasa angkara murka

Suara merdunya mencapai cakrawala, "Elang tak berubah menjadi merpati walau kau kurung dijeruji besi!"

Ia terus bersenandung, "Elang tahu pasti angkasa mengiginkannya kembali, terbang tinggi, menembus awan, berkeringat menyusuri garis matahari"

Hingga senja datang, ketika menyambut sang bulan, ia masih mendendangkan "Angkasa tanpa elang bagai raga tanpa jiwa, bagai pohon tak berbunga, bagai malam yang sepi sunyi"


Di dalam jerusi besi elang tak memikirkan semesta

Ia mengolah hidupnya

Duduk bertafakur mengingat yang Maha Perkasa

Elang mulia mengangkasa

Menerjang langit dengan setia

Menerkam kepala pencemar durjana!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline