Lihat ke Halaman Asli

Medan Pertempuran Cinta

Diperbarui: 12 Mei 2021   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Dahulu sangat dicinta. Dahulu sangat dirindukan. Dahulu ingin selalu bertemu. Saat berpadu, mengapa kandas? Kemana perginya cinta? Kemana perginya rindu? Kemana perginya sayang?

Bukti cinta, bukan saat damai dan tentram. Bukti cinta, saat badai menerjang. Bukti cinta, saat pertikaian. Bukti cinta, saat marah dan emosi menerjang. Cinta selalu melihat kebaikan, dalam keburukan. Cinta selalu melihat kelebihan dalam kekurangan.

Energi cinta melahirkan karakter pendidik. Mendidik yang dicintai. Seperti orang tua pada kenakalan putranya. Yang ada hanya semangat merubah, memperbaiki dan menempa sang anak, walau seluruh manusia sudah mencap buruk pada sang anak. Karakter pendidik adalah karakter para pecinta.

Energi cinta, melahirkan kelapangan dada. Energi cinta, melahirkan maaf. Energi cinta, melahirkan tenggang rasa. Cinta meluaskan hati hingga tak bertepi.

Rumah tangga wahana pembuktian cinta. Rumah tangga adalah medan pergolakan cinta. Apakah terkalahkan oleh emosi? Terkalahkan kepentingan ego pribadi? Terkalahkan persepsi?

Cinta memang medan pembuktian bukan menikmati. Cinta memang medan petualangan bukan kenyamanan. Cinta adalah medan pengorbanan bukan medan peraihan. Para pecinta tak butuh balasan. Karena balasan terbesarnya adakah tercurahkannya dan tersalurkan energi cinta tersebut.

Channel Youtube Dengerin Hati 

Nasrulloh Baksolahar 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline