Lihat ke Halaman Asli

Murid Ramadhan yang Gagal

Diperbarui: 12 Mei 2021   05:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS


Tema besar Ramadhan adalah manajemen hawa nafsu. Ramadhan adalah pendidikan super radikal. Yang halal dilarang saat berpuasa. Yang halal harus ditinggalkan saat berpuasa. Yang sunah bernilai wajib. Yang wajib hanya Allah yang tahu balasannya. Adakah perubahan radikal pada diri pasca Ramadhan?

Penempaan radikal sudah berjalan sebulan penuh. Adakah agenda radikal pasca Ramadhan? Adakah kurikulum radikal untuk menempa diri? Manajemen radikal diri harus dilanjutkan agar menjadi budaya. Allah sudah mendidik umat, tinggal apakah bisa membawanya menjadi medan pendidikan diri secara personal?

Pendidikan radikal menurut imam Tirmidzi dalam kitabnya Adab al-Nafs, Manazil al-Ubbad  min al-Ibadah adalah menghempaskan hawa nafsu. Ini orientasi total dari Ramadhan yang bermakna membakar untuk memusnahkan hawa nafsu. Tema besar Ramadhan berorientasi pada perut, kemaluan dan harta. Ramadhan menjaga jarak dari perut, kemaluan dan harta yang biasanya menjadi bahan bakar bangkitnya hawa nafsu. Ramadhan mendidik perut, kemaluan dan harta hanya diambil seperlunya saja.

Allah memberi kekuasaan membentang dari timur ke barat. Juga meluaskan ilmu kepada Zulkarnain. Allah memberikan ilmu yang luas kepada nabi Khaidir. Dengan memberikan ilham dan hidayah ke hatinya. Lalu diberikan pertolongan dan rahmat Allah untuk menempuh kekuasaan dan ilmu tersebut, setelah mereka sukses menghempaskan hawa nafsunya. Hanya mengambil dunia ala kadarnya untuk menguatkan tubuhnya saja.

Allah memiliki tempat bersemayam di bumi yaitu di hati yang lembut dan bening. Penghalang hati yang lembut adalah hawa nafsu. Penjegal koneksi antara manusia dan Allah adalah hawa nafsu. Bila hawa nafsu tak bisa ditanggalkan pasca Ramadhan, berarti melecehkan kurikulum sekolah Allah? Mengabaikan sistem pendidikan Allah? Allah sebagai gurunya, namun manusia keluar dari sekolah-Nya tanpa ada perubahan watak, prilaku dan kualitas diri. Mengapa selalu berulang seperti ini?

Bila hawa nafsu sudah ditanggalkan, kita bisa melihat penduduk surga yang berbahagia. Bisa melihat penduduk neraka yang terhinakan. Bisa melihat kekuasaan dan kerahmanan Allah dalam setiap mata memandang, dalam setiap apa yang didengar, dan dirasakan. Bila belum bisa, tandanya hawa nafsu masih menyelimuti sangat pekat.

Cara mudah menilai apakah hawa nafsu masih menyelimuti adalah seperti yang diajarkan nabi Isa kepada muridnya. Apabila emas dan batu masih berbeda nilainya. Apabila pujian dan hinaan masih berbeda rasanya. Apabila berkuasa dan menjadi rakyat jelata masih berbeda rasanya. Apabila kekayaan dan kemiskinan masih berbeda suasananya. Bertanda hawa nafsu masih pekat menutupi hati. Ternyata Ramadhan belum juga merubah kita.

Channel Youtube Dengerin Hati

Nasrulloh Baksolahar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline