Lihat ke Halaman Asli

Siang - Malam, Kontrasnya Pasar Induk

Diperbarui: 8 Februari 2016   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontrasnya pasar induk Bogor sekontras siang dan malam. Siang begitu lengang, sepi, seperti tak ada kehidupan.

Pedagang kuliner pun tidak ada yang buka, semua gerobaknya tertutup oleh terpal dan terkunci.

Tak ada tukang parkir, tak ada kuli panggul, tak ada pungutan liar dan tak ada preman yang berkeliaran. Itulah siang hari.

Malam hari, seperti kehidupan malam. Seperti burung hantu dan binatang malam yang hanya bangun dan menata kehidupannya di malam hari.

Cukup sulit mencari tempat parkir. Berderet mobil truk dari luar daerah. Mobil bak terbuka pun memenuhi hamparan tempat parkir.

Mobil penumpang pribadi minibus pun banyak yang ku temui. Dari toyota kijang jadual, xenia-avanza, rush-terios, juga mobil kelas yang lebih tinggi lagi.

Aku pun heran mengapa banyak mobil pribadi kelas menengah berseliweran di pasar induk Bogor ?

Kuli panggul bangunan sudah berjejer didepan pasar dan berseliweran di arena pasar. Ku hitung seluruh pungutan resmi dan liar ada 6 kali bayar.

Mungkin dengan fasilitas yang minim, para supir, pedagang dan pembeli banyak kencing di area parkir. Bau pun begitu semerbak.

Kekontrasan hidup pasar induk Bogor, menggambarkan juga kekontrasan hidup para pedagang dan non pedagang.

Saat pedagang bergeliat yang non pedagang masih diam dengan aktifitasnya. Mungkin para pedagang orang yang tak pernah berhenti untuk bergeliat dan bergerak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline