Obsesi memang merubah segalanya. Termasuk mengenai tempat rekreasi.
Saat ada ide membuat bakso, rekreasi ku berpetualang kuliner dari satu kedai bakso ke kedai yang lainnya. Tujuannya, mencari format kuah dan rasa bakso.
Ku ingat saat ku berpetualang hingga ke waduk saguling, yang ku ajak berdialog adalah seorang tukang bakso yang sudah memiliki 5 gerobak bakso.
Darinya ku banyak belajar mengenai pengolahan daging, percampuran daging dan menjaga kualitas kuah.
Setelah ditemukan cita rasa bakso, rekreasi ku mengelilingi beberapa penggilingan bakso. Tujuannya untuk mengetahui saat buka dan kualitas bahan sagu.
Dari penggilingan ini ku diajarkan resep dasar membuat bakso oleh pemiliknya.
Setelah pesanan mengalir, rekreasi ku ke pasar induk bogor. Pasarnya kurang terurus, jorok, dan bau.
Tapi orientasi ku bukan soal pelayanan tapi harga termurah, agar margin dari bakso bisa lebih maksimal.
Perbedaan harga bisa mencapai 30-50 persen dibanding pasar modern.Dengan perbedaan ini margin bisa lebih baik.
Setiap waktu rekreasi ku terus berubah seiring perubahan obsesi ku.
Bagiku rekreasi bukan sekedar mencari dan menemukan kesenangan, tapi untuk mencari inspirasi dan langkah langkah mewujudkan obsesi.