Lihat ke Halaman Asli

Buah Kudeta Mesir : Mubarak Dibebaskan, Jendral Jadi Gubernur, Rakyat Dibantai

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kudeta Mesir benar-benar menghianati butir-butier revolusi 25 Januari 2011. Pemerintah Mesir, menjadi pemerintah Militer kembali dan menghapus semua sendi-sendi demokrasi.

Pemerintah kudeta Mesir ternyata hanya ingin menghadirkan rezim Mubarak kembali. Mereka hanya ingin menghadirkan militer kembali memengang kendali negri.

Pekan ini, Mubarak akan dibebaskan dari tuduhan korupsi. Pengadilan sudah memutuskannya dengan sidang-sidang yang penuh dengan rekayasa.

Para 15 Jendral di jaman Mubarak diangkat menjadi gubernur di beberapa negara bagian. Rakyat penentang pun dibantai tanpa pandang bulu. Bahkan masjid pun menjadi ladang pembantaian bagi para Demonstran.

Mesir menjadi ladang pembantaian setiap orang. Setiap orang yang menentang sikap pemerintah. Tidak peduli sipil atau militer.

Rakyat sipil, yang berprofesi sebagai wartawan di bantai dan dibunuh, para demosntan dari anak-anak hingga dewasa yang berada tenda dan dirumah sakit di bakar saat demo, tidak peduli mereka sudah menjadi mayat atau sedang terluka.

Para jendral dan tentara yang tidak setuju dengan pembantaian pun dibantai pula oleh rekannya. Para mentri dijadikan tahanan rumah karena dikhawatirkan mengundurkan diri mengikuti jejak al-Baradai.

al- Baradai di bantai di media pro Asisi karena berbeda cara menangani demonstran walau tujuan mereka sama. Akhirnya dia melarikan diri ke Wina. Padahal dia wakil Tamarud di pemerintahan yang sebelumnya mendukung kudeta Militer.

Perlakuan militer Mesir yang seperti ini membuat Human Right Watch berkesimpulan bahwa pembantaian Mesir merupakan pembantaian terburuk disebuah negara modern.

Inilah hasil dari kudeta Militer yang didukung dan didanai oleh Amerika, Israel, Arab Saudi, dan Emirat Arab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline