Lihat ke Halaman Asli

Poros Baru Terbentuk, Jokowi Gagal Nyapres

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akan terjadi kekacauan pencapresan bila koalisi baru yang beranggotakan partai berbasis Islam ini terbentuk. Bisa jadi capres yang sudah digadang-gadang tidak bisa mendaftarkan menjadi capres ke KPU.

Bila koalisi baru terbentuk maka Jokowi bisa gigit jari. Mengingat suara PDIP tidak sampai 20 persen, sehingga harus mencari teman untuk memenuhi kuota 20 persen. Bila PKB meninggalkan PDIP maka temannya tinggal Nasdem. Makanya bagaining position Nasdem  akan sangat tinggi sekali.

Ongkos politik yang akan dikeluarkan PDIP sangat besar sehingga tidak sebanding dengan suara Nasdem yang hanya 6 persen. Nasdem bisa jadi meminta beragam posisi strategis yang menyewotkan petinggi PDIP. Oleh karena itulah tersebar berita bahwa Nasdem meminta posisi Cawapres.

Agar PKB tidak lari maka Muaimin Iskandar pun digadang menjadi Cawapres. Walau kiyai sepuh tidak menyetujuinya. Lobi-lobi ke Muhaimin pun makin gencar agar tidak meninggalkan PDIP.Walau sebenarnya suara Muhaimin belum tentu suara bulat PKB.

Lobi-lobi yang awalnya gencar dilakukan sendiri oleh Jokowi sekarang mulai dilakukan oleh Megawati dan Puan Maharani. Bahkan rencana Jokowi membentuk tim pemenangan sendiri akhirnya diambil alih oleh Puan Maharani. Ini menunjukan kekhawatiran besar PDIP akan kegagalan pencapresan Jokowi.

Hanya saja apakah partai lain masih mempecayai PDIP ? karena disaat sangat percaya diri akan kemampuannya PDIP dengan mudah mencampakan Gerindra ? Mungkin ini akan menjadi penilaian tersendiri bagi partai yang akan berkoalisi dengan PDIP.

Kekhawatiran ditinggalkan Nasdem dan PKB terlihat dari  lobi-lobi PDIP pun meluas hingga ke Golkar dan partai lainnya.

Kekhawatiran pun tidak saja terjadi pada PDIP tetapi juga di Gerindra dan Golkar. Gerindra dengan cepat menarik Suryadarma Ali walau petinggi PPP yang lainnya tidak mau. Golkarpun segera mencap bahwa poros baru merupakan tanda kemunduran. Semua serba ketakutan akan lahirnya porosini.

Bisa jadi bila porosbaru  ini terbentuk, partai eks Golkar, Gerindra-Hanura-Nasdem, bergabung kembali lalu mencari format pencapresan yang baru seperti yang diusulkan oleh Akbar Tanjung ? Maka hasil akhirnya, posisi PDIP sangat lemah.

Terbentuknya poros baru yang dimotori parpol Islam dan adanya wacana dari Akbar Tanjung bisa meluluhlantahkan pencapresan Jokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline