Lihat ke Halaman Asli

NASRULLAH

mahasiswa

Pendidikan dan evaluasi Mahasiswa

Diperbarui: 15 November 2024   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : kamera pribadi 

Pendidikan merupakan proses perkembangan diri, proses yang di lakukan akan membuahkan hasil. pendidikan tidak hanya berfokus pada proses kepintaran akan tetapi, pendidikan mengasah kemampuan emosional diri. Respon terhadap lingkungan menjadikan pendidikan lengkap dan mencapai puncak tertinggi dari yang dicita-citakan. Tugas utama dari seorang terdidik adalah respon yang baik terhadap lingkungan, sosial, politik dan khususnya kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat. Siapa yang tergolong orang yang berpendidikan, umum kita ketahui bahwa pendidikan tertinggi adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan seorang terpelajar dari puncak tertinggi dari seluruh proses pendidikan. Tugas dan fungsi mahasiswa yang selalu di orasikan oleh kaum intelek adalah mahasiswa sebagai agent perubahan, sebagai sosial control. Apakah semua ini sejalan dengan citra mahasiswa pada hakikatnya, bercerminlah, tanyakan pada diri masing-masing. Dalam melihat situasi seperti ini pengelolaan pendidikan perlu adanya evaluasi yang pengelolah sejauh mana hasil-hasil tujuan pendidikan yang sebenarnya. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia evaluasi berarti penilaian. sedangkan evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2004) adalah kegiatan untuk mengumpiulkan informasi tentang cara kerja sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut dapat di gunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Mahasiswa hari ini perlu pengevaluasian terhadap hasil-hasil belajar mereka. Dalam paradigma evaluasi tidak sepantasnya mahasiswa acuh-tak acuh terhadap kondisi sosial yang sedang terjadi. Pada tanggal 3 november 2024 gunung Lewatobi meletus, yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, ribuan orang mengalami luka-luka dan 25 fasilitas pendidikan hancur lebur oleh abu vulkanik. Hal semacam inilah yang perlu di sadari oleh mahasiswa terdidik yang dimana tugas dan tanggung jawab harus di laksanakan, kebanyakan mereka hanya datang duduk, absen di kelas tetapi, pasif terhadap keadaan sekitar dan tidak mau mengambil peran dalam menyuarakan keadaan sekitar. Harapan masyarakat tertuju pada kualitas mahasiwa dalam bermasyarakat, gerakan-gerakan sosial yang bisa membantu masyarakat sangat di perlukan. Jati diri mahasiwa hilang ketika hal-hal seperti ini di abaikan dan tidak ada gerakan yang seharusnya mahasiwa berperan di dalamnya. 

Himpunan mahasiswa Islam cabang Malang korkom UIN Malang melakukan aksi galang dana di lingkungan Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN MALANG)kegiatan galang dana merupakan bentuk respon terhadap kejadian, peristiwa yang telah melanda saudara-saudari yang ada di Nusa Tenggara Timur. Sekelompok mahasiswa turut  merespon dengan adanya gerakan-gerakan yang memang menjadi tugas dan fungsi mahasiswa, banyak juga yang tidak peduli.  Roky Maulana salah satu aksi massa yang menyuarakan apa yang telah terjadi mengatakan bahwa " kami berdiri di sini bukan hanya untuk mencari sensai akan tetapi kami berdiri di sini tidak lain dan tidak untuk  menyuarakan aksi kemanusiaan", sangat miris ketika kaum terdidik yang berada di lingkungan kampus justru tidak peduli terhadap apa yang telah terjadi, banyak mahasiswa yang justru merasa angkuh terhadap aksi galang dana yang di lakukan oleh sekelompok orang tersebut, padahal fundamental mahasiswa adalah cara respon terhadap kondisi masyarakat Indonesia secara menyeluruh. 

Melalui tulisan kecil ini, yang sederhana dan mudah di cernah. mengajak untuk para khalayak mari kita merespon atas kejadian-kejadian yang telah menimpah masyarakat-masyarakat dan peran sebagai kaum akademik tentu tidak lain untuk melakukan  kerja-kerja kemanusiaan, melalui evaluasi perkembangan pendidikan justru hal ini yang harus di sadari, baik kaum terdidik ataupun kaum pendidik khususnya. Dalam evaluasi pembelajaran, metode dan langkah yang sangat tepat adalah bagaimana dan sejauh mana mahasiswanya punya tanggung jawab sebagai agent perubahan dan sosial kontrol. langkah-langkah evaluasi seperti perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil dan data yang di hasilkan. evaluasi tiddak lain hanya untuk memberikan umpak balik yang sangat berguna terkait proses-proses yang telah di lalui. Dalam perkembangannya mahasiswa hari ini perlu adanya kesadaran pendidikan, kesdadaran tanggung jawab, peran dalam melakukan kerja-kerja kehidupannya. Salah satu bentuk pengevaluasian yang paling fundamental adalah kembalikan citra mahasiwa yang sesunggungnya bahkan dalam perundang-undangan. undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan " Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". ( Kongres Advokat Indonesia).  Dari kalimat akhir jelas bahwa tujuan pendidikan pun menegaskan bahwa kepekaan terhadap bangsa dan negara harus di capai. maka sejatinya tidak ada alasan yang tepat untuk tidak melakukan kerja-kerja kemasyarakatan. mahasiwa harus punya kesadaran akan fungsinya sebagai kaum akademisi. Evaluasi perencanaan mengembalikan tujuan pendidikan yang sebenarnya, sebaik-baiknya manusia dialah yang berguna bagi sesamanya. 

Nasrullah,  Malang jawa timur 15 november 2024 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline