Lihat ke Halaman Asli

Nasrul Alimuddin

Akun Asli Seorang Blogger

Latihan Spiritual dengan Beriyadah

Diperbarui: 8 April 2022   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruzlah (diam dan tidak banyak bicara, terus-menerus dalam keadaan lapar dan selalu bangun di tengah malam). dokpri

Agar memudahkan kita bertakhalli, yakni menarik diri dari perbuatan-perbuatan jahat atau mengosongkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat, cukup dengan mengekang nafsu.

Musuh terbesar kita bukanlah Iblis, melainkan nafsu kita sendiri. Iblis bisa menghasut dan menggoda manusia, itu tidak lain karena pertolongan dari hawa nafsu yang ada dalam diri manusia.

Untuk mengekang nafsu, dalam buku Imam Al Gazali Muqsyafatul Qulub (Rahasia Qalbu) memberikan kepada kita langkah-langkah atau sebuah metode bagaimana mengekang nafsu itu, yakni dengan cara beriyadah, yaitu :

1. Beriyadah dengan menyedikitkan makan.

Dengan menyedikitkan makan akan melemahkan kekuatan atau gairah, sehingga tubuh ini lebih banyak waktunya untuk beristirahat dari makanan. menyedikitkan makan bisa dengan cara brpuasa, selain itu manfaat dari menyedikitkan makan ini dapat membuat tubuh terbebas dari radikal bebas makanan sehingga ragam penyakit tidak menyiksa tubuh.

2. Beriyadah dengan menyedikitkan tidur.

Menyedikitkan tidur dapat membuat keinginan pada diri manusia semakin bisa terkendali, keinginan-keinginan semakin melemah, memiliki banyak waktu untuk terjaga dibandingkan waktu tidur. Dalam buku Zero to Hero, hidup manusia untuk digunakn beraktifitas menggunakan waktu minimal 16 jam, selebihnya 8 jam digunakan untuk tidur. Bisa dibayangkan dalam 1 hari, 8 jam kita seperti orang mati yang tidak beraktifitas apa pun, lalu bagaimana jika 8 jam itu dikalikan dengan jumlah usia kita yang sekarang, sudah berapa jamkah anda ini mati? Dengan menyedikitkan tidur akan membuat waktu anda lebih banyak di waktu terjaga.

3. Beriyadah dengan menyedikitkan bicara.

Sumber dari segala bencana adalah mulut, mulutmu adalah harimaumu. Seperti kata pribahasa 'Diam itu adalah emas, tapi terkadang perkataan juga adalah perak', jadi tidak mengharuskan kita juga permanen diam, tapi sekali-kali bicaralah sebatas keperluan saja.

4. Beriyadah dengan berpaling dari urusan manusia (mahluk).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline