Beberapa hari ini heboh dengan kritikan bapak Jusuf Kalla mantan wakil presiden Republik Indonesia masa pak SBY dan Pak Jokowi tentang pendidikan yang mana sekarang pendidikan Indonesia sudah melakukan kurikulum merdeka, Bapak Jusuf Kalla mengkritik menteri pendidikan yang malas masuk kantor dan tidak pernah terjun ke lapangan langsung untuk melihat kondisi siswa dan infrastruktur sekolah dan lingkungan sekolah. dan kurikulum merdeka yang tidak jelas yang mana kata pak JK akibat dari kurikulum merdeka murid merdeka untuk tidak belajar.
kritikan bapak JK bukan tidak beralasan karena sekarang dunia pendidikan memang sedang menghadapi dilematis yang parah akibat dari peraturan menteri pendidikan yang mana murid sekolah tidak boleh tinggal kelas dan mengganti ujian nasional dengan asesmen nasional yang tidak berpengaruh dengan kelulusan murid sekolah. sehingga murid sekolah sekarang tidak ada motivasi sekolah yang mengakibatkan banyak murid yang SMP tidak bisa baca. hal ini terjadi karena guru tidak bisa berbuat banyak, karena murid yang malas tidak bisa lagi di ancam dan orangtua mereka tahu bahwa anaknya tidak bisa tinggal kelas.
akibatnya anak sekolah semena - mena artinya pergi sekolah menurut mood mereka lagi senang atau tidak. dan bagi guru tidak bisa berbuat banyak karena tidak bisa membuat kelas khusus mengingat masih banyak tugas admintrasi guru yang berjibun dari aplikasi PMM. jangankan untuk membuat jam khusus untuk anak murid yang butuh perhatian khusus namun terkadang jam sekolah terpakai dengan kegiatan seminar yang di adakan oleh kementerian pada jam sekolah.
efek dari kritikan pak Jk hampir semua guru di media sosial menyuarakan untuk dilakukan kembali ujian nasional sebagai bagian dari syarat lulus dari sekolah. karena para guru merasa sudah frustasi dengan kelakuan murid yang malas sekali belajar dan banyak waktu mereka dihabiskan dengan bermain game di gadget.
Pak Jk mau pendidikan Indonesia mencontoh pendidikan negara seperti India, pakistan, China dan Korea Selatan. yang mana infrastruktur sekolah mereka mirip dengan Indonesia yang masih minim alat peraga pendukung untuk sekolah. dan jangan mencontoh negara Finlandia dan Amerika Serikat yang mana alat pendukungnya sudah maju. sehingga menurut pak jk ujian nasional merupakan solusi untuk dunia pendidikan Indonesia sekarang.
Ujian nasional sudah pernah dilakukan pada masa pak jk menjabat wakil presiden yaitu pada tahun 2004 dan berakhir sekitar tahun 2014 pada periode pertama pak jokowi menjabat presiden dan menteri pendidikan di ganti dengan pak Nadiem makarim. pada masa ujian nasional diberlakukan ada murid yang stress dan bunuh diri akibat beban yang berat untuk menghadapi ujian nasional. menurut pak jk dengan murid stress" biarin stress dengan ujian nasional daripada stress tidak diterima kerja oleh perusahaan besar". pak jk menyoroti India yang mana hampir semua ceo perusahaan besar dunia sekarang di pimpin oleh orang india contoh seperti perusahaan google, youtube, microsoft dan lain-lain. dan sudah pasti insinyur teknologi yang di pakai rata - rata orang India.
sebenarnya Indonesia tidak kurang orang pandai namun memang semasa bapak menteri Nadiem Makarim pendidikan Indonesia ketinggalan dari negara seperti India, padahal negara sudah mengalokasikan anggaran belanja negara 20 % sekitar 600 triliun lebih setiap tahun. mungkin ini akibat dari menteri pendidikan bukan berasal dari guru atau akademisi yang menyebabkan dunia pendidikkan indonesia semakin hari semakin miris. dan memang perlu di ingat bahwa indonesia belum ada pemetaan rencana pendidikan atau arah pendidikan yang mengakibatkan setiap lima tahun kurikulum pendidikan mudah diganti oleh presiden baru dan menteri baru.
akibatnya banyak guru yang bingung dengan peraturan yang berbeda - beda setiap lima tahun. oleh karena itu, ujian nasional memang penting dilakukan namun perlu di ingat arah pendidikan juga harus dibuat supaya kedepan guru dan semua orang yang bekerja di dunia pendidikan tidak bingung aturan yang terus menerus berubah.
Ujian nasional wajib dilakukan dan juga setiap murid sekolah bisa tidak naik kelas jika tidak sesuai kriteria yang ditetapkan oleh sekolah misalnya harus bisa membaca. berhitung dan menulis dengan benar. semoga dengan presiden baru nanti akan ada menteri baru dan semangat baru untuk pendidikan Indonesia yang semakin menurun.
catatan seorang guru smp di Aceh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H