Baru beberapa hari yang lalu Tim Liverpool mendapatkan gelar kedua yaitu piala FA. Hal menarik adalah lawan yang dihadapi merupakan lawan yang sama yaitu Chelsea, juga lawan yang sama pada perebutan gelar piala liga yang terjadi sebulan yang lalu.
Menariknya, dari kedua final yang Liverpool alami dengan Chelsea yaitu sama-sama melalui tendangan penalti.
Pada final pertama yaitu perebutan piala liga, semua pemain Liverpool mampu membuat goal pada setiap tendangan dari pemainnya. Sedangkan Chelsea hanya kipernya Kepa yang gagal membuat goal.
Oleh karena itu, gelar piala liga jatuh kepada Liverpool. Dan babak tendangan penalti terjadi kembali pada saat perebutan gelar piala FA Cup. Saat itu, hanya Sadio Mane yang gagal membuat goal, sedangkan Chelsea yang gagal mencetak gol adalah Azpilicueta dan mason Mount.
Dengan demikian maka yang berhasil mendapatkan gelar piala FA Cup adalah Liverpool. Sedangkan Chelsea kembali menjadi juara kedua dari dua final yang mereka hadapi.
Dikutip dari media online pelatih Liverpool Jurgen Klopp mengaku menggunakan ahli saraf untuk pemainnya dalam mengeksekusi tendangan penalti.
Kata Jurgen Klopp dari hasil pertandingan di piala FA Cup bahwa" ...kami bekerjasama dengan perusahaan ilmu saraf, yang mengatakan bahwa mereka benar-benar dapat melatih penembak penalti".(sumber 1)
Dari pernyataan pelatih Liverpool Jurgen Klopp dapat diambil pelajaran bahwa untuk membuat pemain bola mampu mencetak gol tidak lah mudah. Namun, harus bekerjasama dengan sebuah perusahaan atau ilmuwan syaraf yang bisa membuat mental pemain mampu menjadi penembak penalti yang handal.
Oleh karena itu, sudah selayaknya pemain bola Indonesia atau tim bola Indonesia untuk bisa bekerjasama dengan perusahaan ilmu saraf supaya dapat melatih pemain bola mampu mencetak gol pada saat tendangan penalti.
Sebab selama ini tim nasional atau klub bola Indonesia sering kalah bersaing dengan tim luar negeri dalam hal tendangan penalti.