suasana kelas saat belajar mitigasi bencana tsunami dengan media film di salah satu SD di Sabang (dok.pribadi)
Pendidikan Nasional merupakan suatu kata yang sangat tenar pada akhir abad 19 di Indonesia. Ketenaran terjadi bukan tanpa alasan akan tetapi karena Indonesia baru merdeka dari Jepang. Sehingga pendidikan Nasional menjadi sorotan pemerintah pada saat itu sebab Indonesia baru merdeka.
Pendidikan Nasional pada awal kemerdekaan sangat penting. Karena dengan adanya pendidikan Nasional maka pemerintah akan mudah dijalankan dan tentu kemerdekaan Negara Indonesia mudah di pertahankan. Namun, seiring berjalannya waktu pendidikan Nasional sebagai instrument negara Indonesia kian menurun.
Indonesia Negara yang besar dan mempunyai banyak daerah terpencil menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memeratakan pelayanan pendidikan. Karena daerah terpencil daerah yang sangat jauh dan sulit di jangkau. Sehingga daerah terpencil rawan akan angka buta aksara bagi masyarakat.
Daerah terpencil yang berada di medan yang jauh kekurangan pendidik. Sehingga pendidik atau pengajar sangat di butuhkan oleh daerah yang terpencil. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemerataan pengajar dengan tidak mengabaikan kualitas pengajar. Karena kualitas pengajar di daerah terpencil rawan akan perbuatan curang atau tidak jujur saat dilaksanakann ujian nasional.
Prinsip dari pendidikan salah satunya adalah kejujuran. Kejujuran artinya mengatakan apa adanya tanpa mengubah atau menambah suatu objek yang akan di sampaikan. Kejujuran pada zaman sekarang sangat sulit karena begitu mudahnya berbohong di antara pendidik dan yang terdidik.
Sebenarnya kualitas pendidikan tergantung kualitas kejujuran pengajar dan stateholder. Namun, kejujuran pada zaman sekarang sangat mahal. Kejujuran mahal akibat dari tidak adanya pendidikan menyeluruh kepada siswa. Misalnya siswa hanya di paksa belajar untuk mendapatkan nilai tinggi atau lulus ujian nasional tanpa menghiraukan sikap jujur.
Dengan di paksanya siswa untuk mendapatkan nilai tertinggi atau untuk lulus ujian nasional dengan mengabaikan sikap jujur. Sehingga siswa mencoba cara lain dengan mencari kunci jawaban saat akan ujian. Mencari jawaban berarti sudah membuat sebuah kecurangan dalam ujian. Dengan begitu kecurangan ujian sangat mudah dilakukan dan sikap dari berbuat curang jauh dari nilai Pancasila.
Kecurangan ujian yang dilakukan dengan mencari jawaban dari oknum penyedia kunci jawaban menjadi rahasia umum seperti yang terjadi di daerah A (hanya inisial bukan nama sebenarnya). Di daerah A para siswa yang mengikuti ujian nasional tidak pernah khawatir tidak lulus ujian karena ada kunci jawaban yang di dapat dari oknum.
Kecurangan di daerah A tidak hanya dilakukan oleh siswa. Akan tetapi juga dilakukan oleh guru. Guru sebagai pengawas terlebih dahulu sudah melakukan koordinasi sesama sekolah untuk tidak melakukan pengawasan ketat terhadap anak siswa yang mengikuti ujian nasional. Sehingga apa yang terjadi pada guru dan siswa yang curang saat ujian mengkhawatirkan karena kecurangan ujian nasional dilakukan secara berjamaah (bersama-sama).
kecurangan ujian nasional banyak terjadi sebelum tahun 2011. Karena sesudah tahun 2011 sistem ujian nasional sudah di ubah yang mana nilai ujian nasional bukan penentu kelulusan seorang siswa. Akan tetapi kecurangan ujian nasional masih juga terjadi karena syarat untuk masuk sekolah unggul atau perguruan tinggi diperlukan nilai ujian nasional yang tinggi.