Lihat ke Halaman Asli

Nasrudin Joha

Penulis, Blogger & Politikus

Jokowi Mengambil Metode Jatuh Eks Perdana Menteri Malaysia?

Diperbarui: 16 April 2019   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nasrudin Joha - Sebagaimana diketahui, Jokowi pada hari tenang ini melakukan 'ibadah' umroh dan berhasil memasuki ka'bah. Fakta itu, dieksploitasi oleh pendukungnya untuk meraih mimpi menangguk elektabilitas dihari tenang, setelah sebelumnya hancur lebur karena dukungan terbuka beberapa ulama kepada Prabowo yang dimotori UAS.

Bahkan, pasca dukungan terbuka UAS yang diikuti Ust. Adi Hidayat dan Ust Arifin Ilham, UAS mendapat fitnah keji melalui akun tweeter Said Didu yang telah diretas. Tuduhan brutal tersebut diarahkan kepada UAS, tuduhan yang kalap tanpa berfikir lagi.

Bukannya membuat umat menjauh dari UAS, yang harapannya dukungan UAS tidak dapat menarik umat untuk mengambil pilihan politik yang sama akibat kabar fitnah UAS, nyatanya umat justru berdiri kokoh membela UAS.

Pada saat memberikan dukungan terbuka kepada Prabowo, UAS telah menyadari akan ada pihak yang tidak suka bahkan akan melakukan tindakan jahat. UAS hanya berujar, menyerahkan urusan dirinya kepada Allah SWT, dan berserah diri kepada-Nya.

Pasca dukungan terbuka UAS, kemenpan RB yang pertama kali mempersoalkan UAS sebagai 'tidak netral'. Tidak cukup sampai disitu, Kemenpan RB juga membuat narasi menakut-nakuti dengan mengancam akan menerbitkan sanksi berat.

Padahal, ketika banyak ASN baik lurah, camat, hingga guru agama memberikan dukungan kepada Jokowi, kemenpan RB bungkam. Tetapi terhadap UAS, yang secara zahir tidak memberikan dukungan eksplisit, hanya meneruskan aspirasi yang diterimanya kepada Prabowo ? Ternyata, kemenpan RB langsung bereaksi.

Sadar gertakan Kemenpan RB tidak berefek, munculah fitnah dunia, fitnah harta dan wanita yang dialamatkan kepada UAS melalui akun Tweeter Said Didu yang dibajak. Umat marah, umat bergolak, pembajak kabur, elektabilitas Jokowi makin hancur.

Ditengah kebencian umum umat itulah, yang tidak mungkin dialamatkan selain kepada rezim, Jokowi pergi umroh. Kabar umroh dan sejumlah foto Jokowi masuk Ka'bah diedarkan, bahkan oleh pribadi Mensesneg.

Tapi 'Umroh Politik' Jokowi nampaknya tidak bisa menyelamatkan. Justru, umroh ini diambil sebagai pilihan politik untuk jatuh sebagaimana dilakukan oleh eks perdana menteri Malaysia, Najib Razak.

Pada 11 Januari 2018, Najib Razak pergi umroh atas undangan Kerajaan Arab Saudi. Selepas memasuki kawasan makam Rasulullah SAW di Madinah, Najib Razak juga berkesempatan memasuki Ka'bah.

"Allahuakbar, rasa cukup terharu dan bersyukur diberi berpeluang memasuki Kaabah, melihat rumah Allah. Syukur Alhamdulillah," ungkap Najib di akun sosmednya ketika itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline