"Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan diujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Sudilah kau menjadi istriku"
Adalah lirik yang sangat renyah dan gurih di telinga kita hari-hari ini. Lagu ini kini terasa seperti "Someone Like You"-nya Adele di tahun 2012, atau "Asal Kau Bahagia"-nya Armada diawal tahun 2017 lalu, di mana setiap warung kopi, speaker mal, mbak-mbak dalam angkot, sampai konter pulsa di pinggir lampu merah tak luput memutar lagu yang sedang berada di top chart Spotify Indonesia (8 September 2017).
Notabenenya, Payung Teduh berangkat dari stream indie, dulu waktu masih ngeband sekitar tahun 2012-2013 saya begitu ingat betapa sulitnya meramaikan lagu Payung Teduh, orang-orang kebanyakan akan mengernyitkan dahi ketika band saya meng-cover lagu-lagu Payung Teduh ? Lalu kenapa lagu ini sekarang menjadi sangat terkenal dan diperbincangkan dalam waktu yang singkat?
Alasan pertama, liriknya teduh. Saya mengakui ketekunan Payung Teduh dalam mengelola lirik-lirik dan kelihaian penyampaian pesan lagu-lagu mereka yang membuat hati tertusuk dan terburai, ingat Resah? Berdua saja? Mari Bercerita?
Wow, lagu-lagu itu tentu saja berbeda level dengan lagu cinta yang isinya selingkuh dan patah hati itu. Agaknya Payung Teduh mampu mengembalikan narasi soal percintaan walaupun jarang menukil kata-kata cinta didalamnya, membuat muda-mudi yang kasmaran semakin meledak-ledak dan jomblo yang kesepian makin berkhayal-khayal.
Alasan kedua, Payung Teduh mampu mengelola musik dengan apik, dulu mereka bikin lagu dengan nuansa jazz era 50-60-an tapi justru mampu juga merangsek ke telinga masyarakat. Di lagu Akad ,Payung Teduh memberi nafas baru dengan aroma yang sama, lebih berisik, tapi juga lebih baru. Dan pendengar tetap suka. Ini bisa berarti bahwa payung teduh benar-benar piawai dalam penggarapan nada dan penataan bunyi.
PERNIKAHAN