Lihat ke Halaman Asli

NASRUDDIN

Wiraswasta

Menatap Tugu Kakao di Reuleut

Diperbarui: 12 Januari 2025   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugu Kakao di Gampong Reuleut Kecamatan Ulim (Sumber: Ag)

Pidie Jaya - Reuleut adalah satu dari 30 desa di Kecamatan Ulim, Pidie Jaya. Letaknya berjarak kurang lebih satu kilometer dari ibukota kecamatan atau lintas Jalan Nasional Banda Aceh-Medan.

Untuk menuju kesana tersedia dua ruas jalan yang tergolong memadai kendati tidak mau disebut mulus. Jika Anda datang dari arah timur, bisa masuk melalui persimpangan Desa Nangroe Barat. Sementara kalau dari arah barat melalui jalan diantara hamparan sawah berada tak jauh dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ulim dan Kantor Kejaksaan Pidie Jaya.

Suasana gampong yang berada di kaki perbukitan tampak rindang karena ditumbuhi pepohonan. Mayoritas mata pencaharian masyarakat disana adalah bertani khususnya padi serta berkebun terutama kakao (cokolat) serta beberapa jenis tanaman lainnya seperti pinang, durian, kemiri, mangga dan  tanaman palawija serta hortikultura (kacang tanah, kedelai, jagung plus aneka sayuran lainnya).

Dari sekian jenis tanaman perkebunan yang digeluti petani disana, tersebutlah kakao sebagai komodity yang termasuk agak luas dibandingkan tanaman lainnya. Umur tanaman sebagiannya sudah menghasilkan dan produksi yang diperoleh pun tergolong lumayan. Yang namanya komodity pertanian dan perkebunan terkadang harga jual mengalami pasang surut. Saat ini Rp 130.000 - Rp 140.000/kg.

Menurut Bastun Adam, Ketua Kelompok Tani Kakao yang juga Imum Mukim Paya Seutuy dalam bincang-bincang dengan wartawan media ini kemarin menyebutkan, saat ini luas tanaman Kakao di Gle Reuleut sekitar 50 hektare terbentang sepanjang kiri-kanan jalan di perbukitan tersebut. Dari seluas itu, sekitar 40 hektare diantaranya sudah berproduksi. "Gle Reuleut kawasan Kakao terluas di Pijay," imbuh Bastun.

Sehingga nama Reuluet ditabalkan sebagai Kampung Kakao di Pidie Jaya. Ketika berlangsungnya Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas-KTNA) ke XVI di Banda Aceh Juni 2017 lalu, lanjut Bastun, para KTNA dari sejumlah provinsi di tanah air ikut dibawa study banding/berkunjung ke wilayahnya. Sepekan menjelang kedatangan tamu, jalan yang sebelumnya sulit dilalui, spontan diperbaiki.

Bastun yang juga merangkap Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Ulim memaparkan, sebagai simbol Reuleuet "Kampong Kakao" di penghujung 2017, Dinas Perkebunan Aceh membangun sebuah tugu persisnya di kaki perbukitan atau pinggiran jalan desa. Kehadiran Tugu Kakao tak jauh dari hamparan kebun di desa yang bersangkutan dinilai sangat tepat. Tapi yang menyedihkan, belakangan keberadaan tanaman kakao di desa tersebut terkesan luput dari perhatian Dinas Perkebunan setempat.

Salah satu bukti petani disana tidak pernah mendapat sentuhan pengetahuan tentang budidaya kakao termasuk komodity perkebunan lainnya karena sudah sekian tahun petugas dari Dinas Perkebunan setempat tak pernah datang ke Reuleuet untuk memberikan penyuluhan. Karenanya, untuk lebih memantapkan usaha kearah tersebut sekaligus hasil yang didapat pun lebih meningkat lagi, Bastun  kepada dinas terkait agar adanya bimbingan dan jika mungkin juga bantuan semisal bibit.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline