Lihat ke Halaman Asli

Diluar Sana Ada yang Menanti

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terdiam dibawah pohon disudut sekolah sambil menikmati isi buku dengan pikiran melayang. Dari tadi pagi semangat belajarku menurun. Entah kenapa aku begitu bosan untuk sekedr membaca dan tersenyum pun aku enggan. jika aku sedang begini, teman-temanku membiarkan saja diriku terbuai dlam angan-anganku. Aku memakluminya dan meras bersyukur karena mereka memberi ruang berfikir untukku yang telah terbiasa menyendiri jika mempunyai masalah.

" Assalamu'alaikum Mya, apa kabar? Kok melamun?"tiba-tiba seseorang mengusik lamunan panjangku.

" Wa'alaikum salam..hempt...baik...baik kok. O,tidak. Hanya sedikit merenung saja Ry!" jawabku asal-asalan sambil tertunduk malu.

Dia memperhtaikan raut wajahku yang terlihat lesu dan gugup. Aku kembali menundukkan pandanganku. Aku tidak berani menantang matanya yang dalam. Meskipun teman-temanku sangat mengagumi keberanianku yang kata mereka sukar untuk ditiru. Aght...aku tak mampu lakukan hal itu kepad seseorang yang berdiri dihadapanku ini dengan tubuh yang jangkung dan kacamata minus. Aku begitu kerdil jika berdiri didekatnya dan muluut ini rasanya terbungkam jika berbicara dengannya.

"Kamu nggak apa-apakana Mya? " tanyanya khawatir melihatku begitu membisu dan tertunduk lesu.

"Iya, nggak apa-apa kok Ry. Oya,aku mau ke perpustakaan dulu ya? Mau cari bahan pelajaran bahasa indonesia yang disuruh sama pak Marsono!Assalamu'alaikum" aku beranjak pergi dengan tertunduk tanpa menghiraukan lagi balasan salamku darinya.

Tiba-tiba Dhiny berlarian mengejarku dari belakan.

"Duh, aku capek banget ngejar kamu My. Ada berita baik untukmu,sob!" katanya dengan mata terpicing-picing dan nafas yang naik turun.

"Hehehe..berita apa sobatku Dhiny yang baik hati dan hampir saja gendang telingaku pecah mendengar teriakanmu itu!" jawabku manyun.

" Hehehe..sorry ya My. Aku nggak bermaksud gitu kok!" ucapnya sedih.

Aghht... aku tidak tahan melihat wjah manisnya jika sedang dalam keadaan begini. Dia sahabatku yang begitu mengerti tentangg diriku. Namun, ada sesuatu yang tidak diketahuinya tentang rahasia hatiku ini. Seperti kata pepatah bahwa dalamnya laut bisa diukur,namun dalamnya hati siapa yang tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline