Lihat ke Halaman Asli

Nasukha Moris

العلم نور

I'rab Kalimat Sami'tu Rasulallahi Yaqulu

Diperbarui: 12 Oktober 2022   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Syeh Ikhsan mengutip ucapan Syeh Asy-Syabsyari ketika mensyarah pangendikan Syeh Zainudin Al-Malibari dalam kalimat:

(سمعت رسول الله يقول)

Aku mendengar utusan Allah bersabda

اي سمعت كلامه حال كونه يقول

Maksudnya adalah "Saya mendengar ucapannya saat dia mengatakan".

Lafadz "yaqulu" ada dalam posisi nashab karena menjadi hal dari lafadz "Rasulallah", karena lafadz "sami'tu" tidak memiliki maf'ul lebih dari dua, dan kedudukannya menjadi khal yang mabni karena tersembung dengan dhomir yang di perkirakan dalam pembicaraan, karena diri itu tidak mendengar.

Ada juga yang mengatakan bahwa lafadz "yaqulu" itu menjadi maf'ul yang kedua dari lafadz "sami'tu". Menjadi khal jika kedudukannya sebagai fi'il mudhari setelah lafad "sami'a" dan menjadi fi'il madhi adakalanya karena menceritakan kejadian yang telah lampau, atau karena ingin menghadirkan ke dalam pikiran pendengar. Karena fi'il mudhari itu menunjukan waktu yang sedang berlangsung di mana keadaannya bisa di saksikaan.

كانه يستحضر بلفظه صورة كون النبي متكلما يشاهدها السامع

Maka ketika mengucapkan lafadz "yaqulu" seolah-olah dia membangkitkan dengan kata-katanya sendiri akan gambaran Nabi shallallahu wasalam sebagai pembicara yang disaksikan oleh para pendengar.

(Manahijul Imdad 1/9)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline