Lihat ke Halaman Asli

Hentikan "Gurauan" Kekalahan

Diperbarui: 3 Juli 2018   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebelum ada multitafsir. Saya luruskan konteks wacana ini. Konteksnya tentang pilkada Maluku. Bisa ya. Agar tidak ada ide streaming berkembang dan ada pembatasan masalah.

Kita tau bersama, huru-hara pilkada Maluku kelihatan sangat dramatis. Prolognya dulu menggebu dengan ide  "kotak kosong". Hembusan kuatnya ialah Maluku Baru, Gubernur Baru.

Namun, petanya berubah seiring tak mau kalahnya incumbent dalam mengadu gagasannya. Alhasil, triple 6, kode koalisi incumbent (Golkar, PKS, Demokrat) melawan aliansi Banteng dkk. Dua kubu penguasa eksekutif (Beringin) dan legislatif (Moncong Putih) ini saling mempengaruhi opini publik.

Belum sampai disitu, mesin demokrasi Maluku terus memanas, seiring masuknya koalisi rakyat yang dimotori oleh tim independen (HEBAT) Aksi Tenggara-Seram ini mendapat sambutan hangat karena mereka berdua adalah pemain lama dan bisa menjadi kuda hitam. Epilognya, terbentuklah tiga kandidat yang berperang saat 27 Juni lalu.

Ya. Telah berlalu. Kini, kita akan mengikuti pleno KPU di bulan ini. Walau quick qoint berbagai lembaga survei telah merilis sang juara, dan ribuan selamat sudah berselencar di dunia maya, itu belum menjadi akhir "tinju pilkada". Tunggu KPU," kata kubu real qount.

Okey. Lanjut ya... Sampai disini, dengan euforia piala dunia, soal jago menjagokan, pelaku ide kadang kehilangan akal sehat dalam berdialetika.  Sampah kata dihamburkan, spam tak mampu membendung frase becek dari sudut komentar.

Apalagi, segala energi, baik moral dan material telah dikorbankan semua pihak dalam merebut suara dalam kalender kampanye.

Tentu, tenaga super dikeluarkan menjadi harga mahal yang harus dibayar atas dogma popularitas, elektabilitas dan aksetabilitas.

~Kalah vs Menang~

Setiap pertarungan harus ada menang dan kalah. Bila ada tambahan waktu, pastinya akan ada adu pinalti. Sama halnya bola.

Patriot dalam politik, sedia bermental lapang dada, berjiwa besar dan punya karakter merangkul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline