Lihat ke Halaman Asli

FLP Maluku Menggali "Kota Ilmu" bersama Penulis 60 Buku

Diperbarui: 29 Juni 2018   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Saat kunjungan dinasnya ke salah satu kabupaten di Maluku pekan ini. Yanuardi Syukur, namanya, menempatkan diri untuk bertemu sapa (baku dapa)  dengan para penulis dari Forum Lingkar Pena (FLP) Maluku di Ambon tadi malam.

Baku dapa (baca: silaturahim) ialah perekat hati manusia guna saling kenal satu sama lain. Sebab, Allah telah menciptakan keadaan manusia yang berbeda, baik secata ras, agama, kulit dsj untuk saling kenal dan menguatkan serta memberikan warna bagaikan pelangi. 

Bang Yanuardi biasa disapa adalah seorang penulis produktif sejak tergabung dalam dunia literasi tahun 2001 bersama Forum Lingkar Pena. Akademisi dua kampus (UI dan Unkhair) ini sudah banyak menelurkan buah karyanya. Tak tanggung-tanggung, pria kelahiran 1982 ini telah menerbitkan buku sebanyak 60 buah dalam berbagai genre yang berbeda.

Selain aktif dalam literasi, beliau juga adalah peneliti, konsultan dari beberapa kementerian, sebut saja Kemendikbud, Kemenhan. Beliau juga sangat berelaboratif dalam berorganisasi baik tingkat daerah, nasional dan internasional. Salah satunya menjadi Ketua Muslim Exchange Program. Masih banyak lagi deretan prestasinya.
Banyaknya manfaat dan tinggi jejak karya itulah mendorong FLP Maluku menggelar ngopi (ngobrol perkara ilmu) dengannya.

Walau hujan yang mengguyur Ambon sejak pra Ramadhan, tak menyurutkan punggawa literasi datang guna mencari inspirasi dari balik tembok ide. Ide merupakan sebuah karunia Allah yang dititipkan kepada hambaNya yang alim dan sholeh. Kombinasi ide bermutu dan keshalehan manusianya menjadi kohesi dalam menciptakan produk kekaryaan yang berkualitas. Perpaduan itulah akan dieksplore saat pertemuan.

Mengawali pembicaraan, dosen Antropologi itu menyampaikan," kita sebagai anak muda harus berani dan memiliki nyali bermental juara, tak pantang menyerah." kita bukan dilahirkan dari rahim orang kaya. kita anak-anak pantai yang tumbuh dengan deburan ombak. Situasi itulah telah menjadi karakter kehidupan. Maka, tak pantas, kita mengeluh kesah akan apa tengah dijalani."

Penyampaiannya mengingatkan akan sebait ungkapan Imam Ghazali yaitu kalau kamu bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka menulislah. Senada dengan itu, mantan ketua FLP Sulsel dan Ternate menguraikan," mulailah menulis dengan hal-hal sederhana. Dimulai dengan kisah-kisah pribadi, status di medsos, hikmah kehidupan, bahkan tugas kuliah bisa dijadikan buku." Kata Rowling, penulis Harry Potter," menulislah tentang pengalaman dan perasaan dirimu dulu."

Ketika ditanya soal bagaimana menjadi penulis yang produktif oleh Bakri, ayah empat anak menjabarkan," pertama, berbeda. Setiap penulis punya gaya tulisan yang tidak sama. Ketidaksamaan tersebut harus menjadi brandnya. Tentu dalam hal ini, penulis harus punya kepercayaan diri yang kuat. Kedua, berselera. Seperti makanan. 

Menu yang kita siapkan untuk tamu atau pembeli harus benar-benar lezat. Agar mereka tidak berpaling ke lain hati. Olehnya itu, penulis punya kepekaan tinggi terkait selera dan gaya para pembaca. Rajin-rajinlah up date info terbaru, buku-buku best seller, dsb agar tulisan kaya akan khazanah. Ketiga, berdaya guna dan tahan banting. Semua berawal dari niat. Kemudian mengalir di hati dan pikiran. Hal ini mengisyaratkan bagi kita, dalam menulis biarkanlah idemu mengalir menemukan pintu rejekinya. Bukan sebaliknya. Sebab, menulis itu pekerjaan keabadian.  Biarkan orang menggali kota ilmu dan menjadikan setiap lembaran catatan sebagai pintu kebaikan. Juga, janganlah berfoya akan pujian, tidak juga anti kritik."

Hujan masih saja meniduri badan jalan. Masih becek. Percakapan di ruang kaca itu masih berlanjut.

"Lalu, bagaimana caranya menulis dengan baik?"sahut Ila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline