Lihat ke Halaman Asli

FLP Gembleng Ratusan Pemuda Ambon Ilmu Jurnalistik

Diperbarui: 20 Desember 2017   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesi foto bersama kelas jurnalistik

Ratusan Pemuda dan pelajar dari Kota Ambon digembleng ilmu jurnalistik tingkat dasar dalam tajuk Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJ-TD) yang digelar oleh Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Maluku pada Rabu (20/12/2017) di Hotel Amaris Kota Ambon, Provinsi Maluku.

M. Nasir Pariusamahu, Ketua FLP Maluku dalam keterangannya mengatakan bahwa pelatihan ini digelar sebagai upaya membentuk para penulis yang diharapkan membawa Maluku menjadi daerah yang berkeadaban.

Sambutan Ketua FLP Maluku

"Tema kita hari ini adalah pelatihan jurnalistik menuju Maluku yang berkeadaban, diharapkan para peserta yang terdiri dari para mahasiswa dan siswa sekolah memiliki skill jurnalistik dasar, baik itu literasi, videografi dan skill desain art," katanya.

Sementara, pemateri dari Kantor Bahasa Maluku, Adi Syaiful Mukhtar menyebut bahwa bahasa sebagai bagian dari literasi  sangat memiliki peranan penting dalam upaya membangun Indonesia dari sisi pendidikan.

Adi yang juga pemimpin redaksi jurnal Kantor Bahasa Maluku ini menyebut bahwa seyogianya generasi muda di Maluku memegang tiga prinsip dalam konteks literasi, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing.

Secara khusus, Adi memfokuskan bahwa salah satu peranan yang bisa diambil komunitas adalah melestarikan bahasa daerah.

"Di Maluku itu setidaknya ada 49 bahasa daerah yang sudah diverifikasi kantor bahasa Maluku, dan peran komunitas bersama kami di Kantor bahasa bisa melestarikan bahasa daerah tersebut sebagai bagian dari literasi budaya,"jelasnya.

Sementara, founder Pacitanku.com Dwi Purnawan menyampaikan arahan bagaimana pengelolaan media sosial dalam upaya pembangunan bisa dilakukan oleh generasi muda di Maluku.

Senada dengan Adi, Dwi menyebut bahwa peran media sosial sangat signifikan dalam perubahan.

"Di era digital, kita diajak untuk masuk dan menjadi bagian dalam upaya literasi, sehingga seharusnya kita menjadi content creator, kuncinya fokus, kontinyu dan konsisten bikin karya lalu si upload ke media sosial," tandasnya.

Secara khusus, Dwi berbagi pengalaman mengelola media sosial dan dalam upayanya membantu menjadi perantara informasi ke publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline