Lihat ke Halaman Asli

Cinta, "Istiqamah" dan Ikhtiar

Diperbarui: 14 November 2017   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JagoKata

Cinta tidak terlihat dengan mata, tetapi dengan hati (William Shakespeare)

Cinta

Di langit, aku ingin cinta itu tumbuh. Tentu atas restuNya. Cinta yang berjalan bukan asal tangis lukisan para pemimpi. Cinta bukan yang dijumpai di antara sepinya waktu. Lepas pergi seperti ujung ombak yang menyentuh bibir pantai.

Cinta tak butuh asumsi. Tapi butuh amunisi. Pemenang cinta bukan diukur dari seberapa banyak dia pernah terkubur dalam cinta, melainkan lamanya dia bertahan atas cinta yang selalu menkhianatinya.

Cinta sekarang tak perlu lagi didefinisikan. Sebab cinta itu jelas dan bermakna. So, sesiapa yang mencoba mendengungkannya, dia sedang mengukir keranda cintanya.

Istiqamah

Oleh sebab itu, pecinta sejati itu adalah mereka yang selalu punya harapan. Mereka tau, harus dimana mengambil sebuah keputusan. Mereka tau, bagaimana harus bangkit dari jungkir balik.

Seperumpamaan pohon yang kokoh berdiri walau dihantam angin puting beliung. Pohon tetap sadar, dia menjadi sombar bagi pejalan kaki. Maka dia kokoh karena keistiqomahan. Membangun komitmennya untuk kebermanfaatan manusia.

Begitulah cinta dilakoni oleh manusia. Cinta bukan menumbuhkan benih kebenciaan, melainkan menciptakan kebahagian dan kemakmuran bersama.

Ikhtiar

Disela cinta yang hingar-bingar, kita jumpai orang yang nestapa dengan cinta. Itu sebab, dia tak punya ikhtiar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline