("Lia orang kaluar kayak rumpu dari Agape,"kata seorang warga) Yah. Baru saja, sekitar pukul 20.35 WIT, tanah Kota Ambon terguncang. Langit gelap-digelapkan juga oleh lampu-lampu jalan. Hanyalah lampu Mobil yang menerangi badan jalan akibat sesak macet para warga yang berhamburan keluar rumah.
Malam ini, sudah kesekian kalinya, goncangan yang bersama ilmiah GEMPA BUMI ini ada.
Gempa yang susul menyusul walau kata BMKG tidak menimbulkan tsunami, tetapi wajah maut itu tetiba menghampiri nadiku.
Saya tidak akan membahas detail soal berapa angka tektoniknya. Yang jelas, saya dan beberapa kawan yang sedang menginap disalah satu hotel berlari diantara anak tangga. Lift berhenti. Yang saya tau, bagaimana menyelamatkan diri tanpa membahayakan diri.
Sesudah itu, saya duduk saja seperti yang lain di badan-badan jalan. Saya hanya bisa mematung sambil menyaksikan senyum para anak-anak. Betapa sumringahnya mereka, mungkin bagi mereka ini merupakan pesta orang dewasa tanpa musik.
Demikian itu, saya hanya bisa meraba bahasa ketakutan yang dahsyat dari batin orang tua mereka. Kalaulah ini pertanda akhir kehidupan? Mungkinkah manusia bisa selamat?
Lalu kenapa bumi digoncangakan? Apa makna dibalik itu semua?
Al Qur'an telah memberikan makna itu kepada kita:
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), (QS. 99:1)
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, (QS. 99:2)
3. dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", (QS. 99:3)