Lihat ke Halaman Asli

Melly Goeslaw di Antara "G-Melenial" dan Ambon

Diperbarui: 23 Oktober 2017   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(IG Melly Goeslaw)Sambut Melly Goeslaw Oleh Panitia Lokal, Dengan Menyarungkan Syal Khas Maluku

Tulisan merupakan inspirasi dari jutaan sel medsos mulai dari Facebook, IG, Twitter, dsj yang melalang buana di wallku hingga pagi ini. Kesan yang tertulis pada tiap-tiap lariknya sangat sungguh memesona.

Berbagai angel dalam setiap tulisannya menyadarkanku bahwa kehidupan digital, foto mefoto bahkan selfie tak ada aturannya. Terpenting adalah makna.

Seperti yang dilakukan oleh para pemenang lomba #hastag Konser Amal Kemanusian di bawah ini:

Pemenang Lomba Hastag Konser Amal, Screenshot

Jika dilihat, mereka baru anak-anak. Usia mereka tak tahulah apa itu Konser Amal. Yang mereka tau, ada si Artis, Artisnya bernama Melly Goeslaw, ikutan lomba dan menjadi the champion.

Namun, jika telusuri lebih dalam, ternyata edukasi dalam entertaiment itu perlu dilakukan. Maklum, kita tidak buta mata kan? Bahwa inilah fenomena generasi milenia. Mereka adalah penyalur informasi yang aktif. Ketika informasi itu baik. Maka akan menjadi sebuah nilai positif bagi perkembangan hidup mereka.

Lewat tangan mereka, gadget menjadi sempurna, mereka sangat percaya diri dalam  memfollow up sesuatu, hingga kadang banjir like dan komentar yang tersangkut di kolom status mereka. Dengan jemari mereka, bahasa menjadi dinamis, bahasa menurut mereka yang penting asal dimengerti, cepat ditulis. Itu saja.

Sehingga kita bisa menemukan berbagai kosakata baru yang lahir tiap detiknya dari gaya mereka berkomunikasi. Ruang tak lagi tertutup jendela otoriter kaum tua. Mereka mengubahnya  dengan cair. Yang bukan berjiwa imut akan terkekeh dengan kealaian kata-kata mereka.

IG Pemenang Lomba Hastag Konser Amal

Mereka boleh asal selfie. Tapi coba perhatikan baik-baik. Tanpa mereka, tak ada sebuah sudut baru dalam dunia digital. Dunia sudah tak lagi selebar daun kelor. Dunia bagai lipatan buku, sekejap saja orang lain di belahan bumi Timur Barat, Selatan Utara terkontak dengan mudah. Tanpa perlu modal besar.  Informasi ditembak dari media mereka.

Tak cuman itu, pesona sang Artis sangat memukau. Pemuka agama pun memberikan sebuah apresiasi terbaik. Mereka adalah penasehat ruhani. Nasehat mereka sangat dibutuhkan dalam menetralisir sikap manusia yang kadang hilang keseimbangan. Bisa dilihat pada gambar ini:

Fb. Arsal Risal Tuasikal

Dukungan juga datang dari pihak pemerintah. Tak bosan-bosan syiar-syiar kebaikan menjadi hentakan kepribadian para penguasa. Menjadi penguasa dengan visi penebar kebajikan adalah momentum untuk menginvestasikan amal. Karena menjadi penguasa adalah amanah.

Doc. Audiens Dengan Gubernur Maluku oleh Panitia

Nilai merupakan pandangan orang lain kepada kita. Apabila kita lakukan baik, maka baiklah perlakukan orang kepada kita. Apa yang ditanam dengan baik, akan menuai hasil yang baik.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline