Lihat ke Halaman Asli

Desember di Jayapura

Diperbarui: 13 Januari 2016   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 alunan lagu Rain in december milik bosson mengantarku menjejakkan kaki kembali di Bandara udara Sentani Jayapura, 

yah.. jayapura di bulan desember, tidur lelap penerbangan malam jam 23:55 dan landing tepat pukul 07:00 WIT, disapa oleh rintik gerimis kecil  hujan yang baru saja selesai turun di bandar udara sentani, persis didepan parkir bandara suguhan kabut tipis di puncak gunung cylop dan dingin angin pagi hari ini menyapaku kembali lagi ke kota yang begitu lama aku tinggalkan, kota dimana aku lahir dan dibesarkan, mungkin franky sihalatua dalam lagunya aku papua benar adanya, bersama angin dan bersama daun aku dibesarkan, hitam kulit keriting ambut aku papua.

kuamat-amati bandara sentani jauh sudah lebih maju, lebih modern sejak perpisahanku dengannya di tahun 1995, ruang tunggu jauh lebih luas, ditandai dengan sudah adanya tingkat dua bagi penumpang yg akan menunggu keberangkatan, dan adanya conveyor bagi tas penumpang yg mungkin tidak kita temui ditahun 1995, para porter dengan ramah menyapa kami menawarkan jasa untuk mengangkut bagasi, dengan keluwesan dan kekhasan serta kepolosan dan ketulusan dengan bibir memerah karena mengunyah pinang,

Desember

jauh melintas sentani, waena,abupura, kotaraja,skyline, entrop, polimak turun batuputih dan sampialah kota jayapura, hampir 45 KM jarak bandara dari pusat kota, taman Imbi Jayapura, saya melintasi jalur klasik, jalur lama, jalur dimana masa-masa STM saya 3 tahun habiskan melintasi jalur kotaraja-Kota, kadang naik taksi(angkot Red), kadang leftten (menumpang kendaraan apapun untuk ke jayapura, lebih sering truck, pickup pernah juga mobil jenazah hahaha).

sepanjang jalan, desember selalu ceria, hiasan2 natal dan gubuk2 natal pun dididirikan sepanjang jalan, lagu2 rohani mengiang sepanjang waktu, suasan damai terasa diantara denyut kehidupan kota ini, yach kedatanganku kali ini pas dengan Natal 2016 di jayapura, sebagai umat muslim yang lahir dibesarkan dikota ini, kami paham benar untuk bersikap, menghormati dan menghargai saudara2 kami kamu kristiani yang akan menrayakan Natal. mungkn kami berbeda dengan umat muslim lain dalam menyikapi perbedaan ini.

Natal bagi kami adalah moment penting bagi silaturahmi dengan saudara2 kami umat kritiani, saling berkunjung kerumah-rumah saudara-saudara kami yang nasrani, teman, rekan kerja, handai tolan untuk mengucapkan selamat Natal dan tahun baru dilanjutkan dengan bertukar kabar, cerita, sampai hal-hal berbau politis, agama dan bahkan mimpi-mimpi masa depan dan kenangan-kenangan masa lalu,

masa seperti ini masanya sibuk ibu-ibu dan bapak-bapak yang merayakan natal untuk menata rumah, teringat masa kecil dimana kita pasti mencari orderan untuk membantu pekerjaan tersebut, ongkos kerjanya pasti..begitu hari Natal tiba kami adalah tamu spesial, dijamu makan dan tentunya minuman kaleng dan kue natal spesial.., sampai ada istilah anak-anak kaleng, bertamulah dengan celana yang banyak kantongnya (celana kargo) dan pulanglah dengan isi yang penuh, hahaha, dari pintu kepintu, dari rumah-kerumah dijamin penuh isi kantong celana tersebut, mulai dari minuman kaleng sampai dengan kue natal.

natal ini saya sempatkan berkunjung ke rekan-rekan sekolah dulu untuk pegang tangan, diangkasa, Dok V dan APO gunung saudara dari Timor yang duduk dekat gereja ayam Ardy Bengu.

mungkin dengan kerukunan yang seperti itulah mampu menyelamatkan jayapura dari berbagai moment perpecahan dan kerusuhan SARA, karena pada setiap Lebaran hal sebaliknya dilakukan saudara2 kami umat kristiani yang datang mengucapkan Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, kami saling memaafkan dengan tertawa, makan bersama dan berbagi kebahagiaan, alangkah indahnya ada moment setahun dua kali saling bersilaturahmi yang mempererat persudaraan sesama rakyat Indonesia. dan itu tidak saya belum  temui di dunia rantau nusantara yang saat ini saya jalani,

kami begitu toleran, karena mungkin kami paham artinya toleran dalam wujud sesunguhnya, semoga damai Natal di tahun 2016 memberikan kedamaian menyeluruh di Tanah Papua, yang luar biasa indahnya, bagai surga yang pernah jatuh ke bumi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline