Lihat ke Halaman Asli

M. Nasir

Pegiat Lingkungan Hidup

Kisah Kurir Minyak Ditambang Emas Ilegal

Diperbarui: 4 Desember 2023   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi; Barang bukti BBM jenis solar yang diamankan petugas di lokasi tambang emas ilegal di Aceh Barat. FOTO: Polres Aceh Barat (ajnn.net)

Bisa jadi selama ini kita bertanya - tanya, bagaimana caranya BBM bisa tembus masuk ke dalam hutan Aceh. Sehingga sejumlah mesin dan alat berat jenis excavator bisa beroperasi untuk mengeruk emas di perut bumi secara ilegal. 

Sekitar tahun 2018, bersama beberapa rekan kami berhasil masuk ke lokasi tambang emas ilegal. Tentunya dengan pola penyamaran. Karena jika membawa identitas organisasi sudah dapat dipastikan tidak bisa kembali.

Kenapa kegiatan pertambangan emas ilegal terus menjamur di Aceh. Jika kita searching menggunakan google earth, bak pasar malam ratusan tenda biru terlihat di hutan Aceh. Salah satu faktor pendukung kegiatan ini terus bertahan karena suplai kebutuhan dari beragam rantai bisnis tersedia. Mulai dari pasokan zat berbahaya merkuri, BBM, dan sampai tukang rokok keliling ada dilapangan.

Kata kawan, jika pun tidak sanggup menambang, jadi tukang parkir saja dapat meraup rupiah ratusan ribu perhari. Begitulah bayangan sederhana bagaimana perputaran uang di lokasi tambang emas ilegal di Aceh.

Pasokan BBM menggunakan mobil pickup ke lokasi tambang. Mobil pickup mengangkut puluhan jerigen BBM dalam sekali pengangkutan. Tapi jangan tanya dari mana sumber BBM jenis solar tersebut didapatkan. Wajar bila ada dugaan bahwa BBM tersebut adalah BBM subsidi yang didapatkan di SPBU, namun perlu pembuktian lebih lanjut.

Puluhan jerigen solar yang diangkut pakai mobil pickup itu ditampung pada salah satu lokasi terdekat atau titik terakhir yang dapat diakses kendaraan roda empat. Kemudian distribusi BBM dilanjutkan menggunakan kurir menggotong jerigen tersebut untuk dibawa sampai ke lokasi alat berat.

Dilokasi penampungan BBM, telah siap beberapa kurir dengan tubuh kekar yang saban hari menggotong jerigen ukuran 30 liter. Kurir ini menggotong jerigen solar dengan jarak antara 200 - 700 meter berjalan kaki. Dengan kondisi medan, harus melewati lumpur, menyebrangi sungai, dan mendaki. Para kurir BBM harus beristirahat dibeberapa titik untuk sampai ke tujuan.

Namun disisi lain, ada juga kurir BBM yang menggunakan gerobak kerbau (Kebeu Nok). Sekali jalan Kebeu Nok mampu mengangkut antara 5 - 10 jerigen. Jika ditempat lain, Kebeu Nok digunakan untuk membajak sawah atau mengangkut kayu hasil ilegal logging.

Ongkos angkut BBM oleh kurir ini dihitung berdasarkan jarak tempuh. Perseratus meter dibayar seharga 50 ribu. Namun ada juga yang dihitung secara paket. Salah seorang kurir mengakui ke kami bahwa dalam sehari mereka bisa mendapatkan uang antara 500-800 ribu perorang.

Kurir ini biasanya merupakan warga setempat, berasal dari desa terdekat dari lokasi tambang. Namun ada juga dari beberapa desa lain. Mereka memilih tidak menambang karena tidak memiliki modal yang cukup. Karena saat ini, para penambang menggunakan alat berat, mesin, dan banyak peralatan lainnya yang butuh modal besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline