Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Memasuki tahun 2023 ini, justru kita sedang memasuki resesi ekonomi. Resesi yang kita alami ini bukan hanya Negara Indonesia tetapi juga sedunia mengalaminya. Salah satu penyebab dari resesi ekonomi secara global adalah adanya wabah Covid-19.
Meskipun Covid -19 sudah usai, namun dampaknya masih terasa hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena setiap negara sibuk mengatur pembatasan sosial untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Oleh karena itu berdampak pada sektor lainnya, terutama perekonomian masyarakat.
Dengan adanya resesi global ini dampaknya sangat luas. Misalnya saja yang sudah terjadi adalah banyaknya pengangguran. Beberapa perusahaan banyak terjadi pengurangan karyawan sehingga muncul pengangguran.
Selain itu para pedagang kecil juga barang dagangan yang mereka jual jarang ada pembeli. Ibaratnya uang yang minim tadi lebih baik untuk membeli beras daripada membeli jajan diluar ataupun kebutuhan sekunder lainnya.
Memang banyak yang berpendapat solusi mengatasi resesi global ini adalah menggunakan tabungan yang lalu sebelum era resesi global. Namun tidak semua orang mempunyai tabungan sebelumnya.
Bagi orang yang mempunyai tabungan cukup banyak, tidak perlu khawatir dengan adanya resesi global ini Akan tetapi bagaimana nasib orang yang tidak mempunyai tabungan yang cukup?
Kebanyakan dari mereka adalah pedagang kecil. Mereka hanya mengandalkan makan keluarga dan anak-anak nya dari hasil penjualan saja. Lantas bagaimana nasib mereka? Kapan kah resesi global akan berakhir? Kita tunggu saja waktu yang akan menjawabnya.