Beberapa waktu lalu Warga +62 kembali dihebohkan dengan kebijakan dan aturan baru sekolah. Kali ini kebijalan tentang aturan sekolah untuk masuk jam 5 pagi Kebijakan ini bermula dari Gubernur Nusa Tenggara Timur. Kemudian dengan adanya kebijakan ini tertutup saja menuai kontra di masyarakat.
Tentu saja masyarakat banyak menuai kontra terkait hal ini, karena menurut pendapat mereka dengan jam masuk sekolah jam 5 pagi, itu justru akan merusak otak. Kenapa?
Karena kurangnya jam tidur dan ini bukannya malah efektif belajar namun malah bisa merusak otak kita secara tidak langsung dipaksa untuk terus bekerja alias berpikir.
Namun disisi lain ini juga jadi pekerjaan rumah orangtua untuk menerapkan disiplin pada anak. Terkadang hal ini dianggap sepele oleh beberapa orangtua, karena orangtua kurang mengontrol jam tidur malam anak.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban untuk menerapkan kedisiplinan anak sejak usia dini, terutama manajemen waktu. Banyak orangtua yang terlalu memberi kebebasan anak ketika anak sudah memasuki usia remaja atau SMA.
Padahal jika anak masih sekolah, masih menjadi kewajiban orangtua untuk mengontrol segala aktivitas pada anak. Mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah, belajar, jam tidur malam, dan bangun pagi.
Jaman sekarang ini banyak anak sekolah yang tidur larut malam hanya karena keseringan main game di handphone. Akibatnya keesokan harinya bangun kesiangan, bahkan terburu-buru berangkat ke sekolah. Hal itu juga tidak efektif untuk belajar anak di sekolah.
Oleh karena itu diharapkan para orangtua untuk mengontrol dan memonitor anak dengan menerapkan kedisiplinan bagi anak supaya anak tetap bisa efektif dalam hal belajar mengajar.
Kesimpulannya menurut saya soal jam berapa pun masuk sekolahnya, yang terpenting adalah waktu tidur malam pada anak, karena jika anak tidak tidur larut malam misalkan masuk sekolah jam 5 pagi pun tetap akan efektif waktu belajarnya dan justru akan lebih menyerap mata pelajaran yang di ajarkan oleh guru.