Lihat ke Halaman Asli

Memahami Ciri Pribadi Terapeutik dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik

Diperbarui: 31 Juli 2024   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

"Therapeutic communication involves creating a safe space where clients feel free to share their innermost thoughts and feelings. It is characterized by the therapist's ability to listen with empathy and respond in a manner that fosters understanding and healing." (Irvin D. Yalom)

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik adalah Ketika klien dapat membagikan pikiran dan perasaannya secara bebas kepada konselor. Komunikasi terapeutik adalah keterampilan yang esensial dalam praktik konseling dan terapi. Dengan menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif dan menerapkan prinsip-prinsip dasar, terapis dapat menciptakan hubungan yang mendukung dan produktif dengan klien. Hal ini tidak hanya membantu dalam proses penyembuhan tetapi juga meningkatkan kualitas pengalaman terapi secara keseluruhan.

Seperti yang dijelaskan dalam kutipan tersebut, seorang konselor harus bisa mendengarkan dengan empati dan merespon dengan dengan baik. Untuk itu seorang konselor perlu memiliki pribadi terapeutik.

Ciri pribadi terapeutik

Dikutip dari pernyataan Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si dalam Dibikon Semarak BK 2024 terdapat beberapa ciri pribadi terapeutik, antara lain:

  • Congruence : Dalam hal ini seorang konselor diharapkan berpenampilan apa adanya dan berterus terang. Artinya setiap perasaan, sikap, dan tindakan konselor harus tulus dan konsisten. Hal ini bertujuan agar konselor lebih mudah membangun hubungan dengan klien.
  • Unconditional positive regard : Konselor diharapkan memiliki sikap hangat, ramah, positif, menerima, serta menghargai orang lain sebagai pribadi tanpa mengharapkan pujian dari orang lain. Sikap tersebut dibutuhkan agar klien dapat merasa lebih nyaman untuk berterus terang kepada konselor.
  • Empati : Konselor dikarapkan dapat memahami orang lain berdasarkan persepsi dan perasaan orang tersebut. Ini melibatkan mendengarkan secara mendalam dan merespons dengan sensitivitas terhadap pengalaman klien. Empati dianggap sangat penting karena dapat membuat klien merasa dipahami dan menjadi lebih terbuka dalam menceritakan masalah dan perasaan mereka.

Dalam diskusi tersebut Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si menyebutkan bahwa pribadi terapeutik dapat dibentuk dengan beberapa cara, yaitu:

  • Belajar menjadi pendengar aktif
  • Memahami perasaan
  • Merefleksi perasaan

Ciri pribadi terapeutik memainkan peran penting dalam kesuksesan praktik konseling. Dengan mengembangkan dan menerapkan ciri-ciri ini, konselor dapat meningkatkan efektivitas terapi, membangun hubungan yang kuat dengan klien.

Keterampilan konseling terapeutik adalah elemen kunci dalam praktik terapi yang efektif. Dengan menguasai dan menerapkan keterampilan ini, terapis dapat membangun hubungan yang mendukung dan produktif dengan klien, memfasilitasi proses penyembuhan, dan meningkatkan efektivitas terapi secara keseluruhan. Terus melatih dan mengembangkan keterampilan ini adalah kunci untuk menjadi konselor yang sukses dan berdampak positif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline