Lihat ke Halaman Asli

Stunting Bukan Ilusi, Stunting Harus Diatasi! PMM UMM Lakukan Edukasi Stunting Pada Masyarakat Kelurahan Temas Kota Batu

Diperbarui: 28 Agustus 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokpri 

 

Stunting memiliki dampak yang sangat berbahaya baik secara fisik maupun perlakuan. Oleh karena itu pada program PMM (Pengabdian Oleh Masyarakat) yang kami laksanakan di Kelurahan Temas salah satunya adalah program kerja edukasi mengenai pencegahan stunting. Pada program PMM ini kami mendapatkan banyak kesempatan untuk membuka pandangan dan menjalankan sosialisasi mengenai topik yang kami angkat yaitu peningkatan pola hidup sehat. Dengan adanya program tersebut kami melakukan bermacam proker mengenai pola hidup sehat, termasuk pencegahan stunting.

Sebelumnya perkenalkan, kami merupakan mahasiswa yang tengah menjalankan program PMM (Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa) BHAKTIKU NEGERI yang berlokasi tepatnya di RT.4 RW.4, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu. Kelompok kami terdiri dari lima orang yang berlatar belakang dari Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian-Peternakan. Pada PMM ini, kami berada pada gelombang 9 kelompok 13. Tema yang kami angkat pada PMM BHAKTIKU NEGERI yaitu "Sosialisasi Pengenalan Kreativitas Pangan Sebagai Inovasi Dalam Meningkatkan Pola Hidup Sehat Di Rt. 4, Rw. 4, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu".

Edukasi stunting yang kami lakukan berupa presentasi dan pembagian brosur mengenai definisi stunting, penyebab stunting, ciri-ciri stunting, cara pencegahan stunting, dampak stunting dan tata cara pembuatan produk untuk mencegah stunting. Meninjau dari banyaknya sumber daya alam berupa hasil perkebunan pada wilayah tersebut, kami membuat sebuah produk dalam rangka demonstrasi mengenai pecegahan stunting. Produk tersebut berupa puding jagung, alasan kami mengusung produk puding jagung ini dikarenakan bahan dasar mudah didapatkan, murah dan dapat dikonsumsi oleh kalangan masyarakat, termasuk ibu hamil, menyusui dan anak-anak. Fase tersebut merupakan fase yang kritis dalam mempengaruhi pertumbuhan anak.

Stunting memiliki dampak yang sangat berbahaya. Fisik sesorang yang mengalami stunting memiliki perawakan yang lemes, berat badan kurang dan tinggi badan kurang dari usianya. Secara perilaku stunting menyebabkan kurangnya kinerja otak dalam memproses perlakuan, baik secara motorik maupun sensorik. Kami mendapatkan pandangan tersebut melalui proses mengajar yang kami lakukan di Kelurahan Temas, yaitu ketika kami menjalankan program kerja makan bersama. Pada pelaksanaan tersebut kami meminta siswa kelas untuk membawa bekal yang sehat, namun ada beberapa siswa yang dibekalkan dengan makanan yang tidak sehat atau seimbang. Kemudian kami melihat perilaku, emosi dan daya tangkap pada siswa-siswa yang dibekalkan dengan makanan seimbang dan tidak. Hasilnya adalah siswa yang dibekalkan makanan yang seimbang dapat memiliki perlakuan yang dapat dikontrol baik secara tampak maupaun emosional, selain itu mereka memiliki daya tangkap yang cepat dalam mencerna intruksi atau materi. Sedangkan siswa yang dibekalakan dengan dengan makanan yang tidak seimbang memiliki perlakuan yang sulit dikontrol. Termasuk pada pemahaman siswa secara sensorik maupun motorik serta daya tangkap yang lamban terhadap instruksi atau materi.

Berdasarkan hal tersebut, pentingnya melakukan pencegahan terhadap stunting adalah pada "Apa yang dimakan?" Makanan baik akan berdampak baik, makanan buruk juga akan berdampak buruk. Oleh karena itu kami melakukan berbagai macam edukasi mengenai pola hidup sehat seperti, edukasi terkait makanan sehat, bersih lingkungan, hingga pada proses penyimpanan makanan yang sehat. Supaya anak-anak yang tengah berada pada fase pertumbuhan memiliki pertumbuhan yang maksimal sehingga dapat berperilaku secara baik dan dapat dikontrol. Akan menjadi tantangan besar apabila anak-anak sulit terkontrol baik segi perliaku maupun pemikiran. Sebab pada usia pertumbuhan anak seharusnya mendapatan asupan yang baik dari makanan, perilaku dan corak emosi. Anak-anak yang mengalami stunting tidak hanya akan tercermin pada kondisi fisik tetapi juga akan tercermin pada perlakuan, pengontrolan emosi dan daya tangkap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline