Lihat ke Halaman Asli

Mau Tahu Seluk Beluk Penyeludupan Dikota T.Balai? Baca Bukunya

Diperbarui: 16 Juli 2016   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: guepedia.com

Mau Tahu Seluk Beluk Penyeludupan  dikota Tanjungbalai Baca Bukunya

Kota Tanjungbalai terletak dikawasan Timur Sumatera Utara, berbatas dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Luas wilayahnya semula hanya lebih kurang 1,99 Km, setelah perluasan kini luas wilayahnya menjadi lebih kurang 60 Km persegi, dengan 6 Kecamatan dan 30 Kelurahan. Jumlah penduduknya sekitar 180.000 jiwa yang terdiri dari berbagai etnis. Dan kota ini sebelum perluasan pernah menjadi kota berpenduduk terpadat di wilayah Asia Tenggara.

Sekitar Tahun 1990 – 2000, menjelang tumbangnya Pemerintahan Orde Baru dibawah Pemerintahan Presiden Soeharto, kota Tanjungbalai pernah menjadi kota penyeludupan terbesar dikawasan Asia Tenggara.

Barang barang komoditi seperti sembako, germen, industry dan obat obatan terlarang dari Negara Malaysia, masuk dengan bebasnya melalui penyeludupan ke Negara Indonesia via kota Tanjungbalai. Kemudian barang barang tersebut didistribusikan keberbagai kota yang ada di Indonesia.

Bebasnya penyeludupan di kota Tanjuungbalai itu, dikarenakan adanya bekingan dari pihak pihak penegak hukum, mulai dari tingkat kota/Provinsi dan pusat. Bahkan disebut sebut bahwa penyeludupan dikota Tanjungbalai itu mendapat restu dari para Jendral yang berada di Ibukota Jakarta.

Akibat bebasnya penyeludupan di kota Tanjungbalai, berdampak kepada pabrik industry germen di Tanah air. Puluhan pambrik industri germen di tanah air terpaksa gulung tikar, dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ribuan buruhnya, karena pabrik industry germen itu terpaksa tutup, karena kalah bersaing dengan pakaian bekas luar negeri yang masuk secara seludupan ke Indonesia via kota Tanjungbalai.

Imbas dari bebasnya barang barang komoditi dari luar negeri masuk secara seludupan ke Indonesia via kota Tanjungbalai juga dirasakan oleh pabrik industry gula dalam negeri. Pabrik industry gula dalam negeripun tidak mampu untuk menyaingin harga gula yang masuk dari Negara Malaysia secara seludupan ke Indonesia via kota Tanjungbalai, terpaksa harus menutup pabrik industry gula. Tutupnya pabrik pabrik industry gula dalam negeri ini, dibarengi pula dengan PHK terhadap riabuan orang buruhnya.

Dampak lain yang terjadi akibat bebasnya penyeludupan di kota Tanjuungbalai, bukan saja terjadi terhadap prekonomian Negara, tapi melainkan juga menyentuh kepada rusaknya hutan hutan yang ada di Indonesia. Karena para mafia penyeludupan ini, juga menyeludupkan kayu kayu dari tebangan hutan yang mereka lakukan kenegara Malaysia, seperti hutan Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Sumatera Barat juga via kota Tanjungbalai.

Rusaknya hutan hutan Indonesia, tidak terlepas dari tanggungjawab pihak Negara Malaysia. Karena Negara Malaysia merupakan pintu gerbang penyeludupan kayu dari Negara Indonesia.

Kisah tentang Penyeludupan inilah yang diangkat oleh seorang penulis Kompasiana dalam bentuk novel Cinta Sang Jurnalis. Novel Cinta Sang Jurnalis ini menjeritakan tentang kisah Penyeludupan dan kehidupan para wartawan yang ada dikota Penyeludupan itu, yang mencoba untuk mengungkap praktek praktek penyeludupan di kota Tanjungbalai, yang harus berhadapan dengan kekerasan yang dilakukan oleh para mafia mafia penyeludupan di kota Tanjungbalai.

Novel Cinta Sang Jurnalis yang dicetak dua jilid ini, tidak saja bertutur dengan kisah penyeludupan itu sendiri, tapi juga penulisnya meramu novel tersebut dengan kisah cinta dua etnis antara Indonesia dan Cina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline