Lihat ke Halaman Asli

Narwan Eska

Pemahat Rupadhatu

Lewat Pameran Tunggal di Magelang, Dedok Semai Spirit Multikultural

Diperbarui: 12 Juni 2023   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I Made Arya Dwita Dedok menggelar Pameran Tunggal di Gedung Lokabudaya, Jalan Aloon-Aloon Selatan No. 9, Kota Magelang, Jawa Tengah tanggal 10-17 Juni/ Dokpri

KOTA MAGELANG -- Pelukis asal Bali, I Made Arya Dwita Dedok menggelar pameran tunggal dengan tajuk "On Multiculturalism" tanggal 10-17 Juni 2023. Kegiatan senirupa ini didukung oleh Dewan Kesenian Kota Magelang dengan mengambil tempat di Gedung Lokabudaya, Jalan Aloon-Aloon Selatan No. 9, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Sebelum pameran dibuka, didahului dengan pentas teatrikal yang didukung oleh para seniman Magelang. Pentas mengambil lokasi di Tugu Titik 0 Kilometer Kota Magelang yang kebetulan dekat dengan Gedung Lokabudaya, Sabtu (10/06/2023) sore.

Pameran yang dibuka oleh kolektor kondang Dr. Oei Hong Djien, pemilik Museum OHD, Kota Magelang. Dalam sambutannya Dr. Hong Djien mengatakan bahwa I Made Arya Dwita Dedok (Dedok) merupakan seniman yang telah melanglang buana, di mana lukisannya selalu mengangkat isu cinta lingkungan dan budaya.

"Maka kita perlu berterimakasih kepada Dedok, yang akhirnya juga mengadakan pameran di Magelang," kata OHD.

Namun demikian, Dr. Hong Djien mengajak masyarakat luas khususnya kepada masyarakat Magelang untuk mendukung para perupa dalam berkarya. Yaitu untuk mau menjadi kolektor lukisan dari para pelukis yang ada.

"Magelang ini sangat minim kolektor. Bila setiap rumah memajang dua lukisan saja, tentu akan membantu mereka para pelukis. Jadi jangan hanya kalender yang dipasang, cobalah lukisan, dan boleh setiap tahun diganti seperti kalender di rumah," kata kolektor karya dari berbagai pelukis ini.

"On Multiculturalism" dipilih menjadi tajuk pameran ini, secara prinsip mengarah cara Dedok "menyalakan kembali" nilai-nilai kebersamaan. Baik dalam perbedaan relasi sosial manusia dengan manusia, hingga metafor dan simbol-simbol "pengingat" yang menegaskan hubungan budaya yang harmonis.

Sementara Ketua Dewan Kesesian Kota Magelang, Muhammad Nafi mengungkapkan, melihat karya-karya Dedok memang terasa menggelitik, mengundang senyum dan jenaka.

"Penuh dengan kode-kode dan simbol-simbol yang mampu menarik kita masuk  ke suasana romantisme budaya atau kultur. Saling silang antara Bali, Jawa, dan pergaulan global," katanya.

Menurut Nafi, karya-karya Dedok memperlihatkan kesungguhannya dalam merespon isu-isu sosial kekinian dalam narasi-narasi visual yang banyak menghadirkan elemen-elemen budaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline