Lihat ke Halaman Asli

Narul Hasyim Muzadi

TERVERIFIKASI

Language education

Perlukah Ujian Nasional untuk Mengukur Kualitas Pendidikan Kita?

Diperbarui: 14 November 2024   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ujian | KOMPAS/HERYUNANTO

Sedikit bercerita...

Sebagai angkatan 2019, kami adalah generasi yang mungkin akan selalu diingat sebagai "angkatan terakhir" yang merasakan Ujian Nasional (UN). Bagi banyak orang di luar sana, mungkin UN hanyalah sekadar ujian akhir.

Tapi, bagi kami, UN adalah sebuah penanda besar, akhir dari perjalanan panjang yang telah kami mulai sejak pertama kali masuk sekolah. UN tak ubahnya seperti ujian untuk hidup itu sendiri, setiap nilai, setiap usaha, setiap momen terasa mengarah pada satu titik yang mendebarkan.

Di dalam ruang kelas, saya masih bisa mengingat suasana menjelang UN. Kami semua berkumpul dalam kesunyian yang canggung. Semua orang tampak serius, menekuni buku dan catatan dengan penuh konsentrasi, seolah menghafal setiap kata menjadi sebuah mantra ajaib.

Di luar sana, orang tua kami tak kalah sibuk, mereka memberi kami semangat, mendoakan, bahkan kadang sedikit menekan agar kami mendapat nilai yang memuaskan.

Di sekeliling kami, setiap orang tampaknya punya pendapat sendiri tentang UN. Ada yang melihatnya sebagai jalan pintas untuk masuk sekolah favorit, ada yang menganggapnya beban, bahkan ada yang merasa tak perlu terlalu serius. Meski demikian, di tengah semua itu saya merasa sebuah tekanan yang cukup besar.

Hari-hari menjelang ujian terasa lebih cepat dari biasanya. Kami seperti dikejar waktu. Seperti berlari di lorong panjang yang akhirnya membawa kami ke satu pintu besar yang harus kami buka bersama.

Saya masih ingat, setiap malam, bahkan setelah jam belajar selesai, pikiran saya tak lepas dari soal-soal ujian. Ada kekhawatiran, ada ketakutan, tetapi juga ada semangat yang terus mendorong.

Kami berusaha sebaik mungkin, karena kami tahu, sekali ujian itu lewat, tak ada lagi kesempatan kedua. Itulah mungkin mengapa banyak dari kami merasa bahwa UN adalah momen yang begitu krusial.

Selama masa persiapan itu, saya mulai merenung. Apakah UN ini benar-benar seberarti itu? Apakah hidup kami ditentukan hanya oleh beberapa hari ujian? Setiap hari, kami diajarkan untuk memahami berbagai materi pelajaran, tetapi juga belajar hal-hal di luar akademik tentang kerja sama, tentang menghormati orang lain, tentang belajar menerima kekurangan.

Guru-guru kami memberi kami pengetahuan, bukan hanya untuk ujian, tetapi juga untuk kehidupan yang sebenarnya. Mereka mengajarkan kami untuk menjadi manusia yang lebih baik, bukan hanya pelajar yang pintar. UN memang menekankan pada nilai dan pencapaian akademis, tetapi di sisi lain, pendidikan adalah lebih dari itu semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline