Lihat ke Halaman Asli

Narul Hasyim Muzadi

TERVERIFIKASI

Language education

Smart Consumer, Tips Anak Muda Menyaring Informasi di Era Post-Truth

Diperbarui: 12 September 2024   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menyaring informasi di media sosial | Image by Freepik

Pernahkah Anda membaca sesuatu di media sosial yang membuat Anda berhenti sejenak, berpikir, bahkan marah? Di era digital ini, informasi mengalir deras ke segala arah. Sayangnya, tidak semua informasi yang kita temui benar adanya.

Disinformasi atau informasi palsu kerap kali menyelinap di balik headline yang menarik, feed Instagram yang estetik, atau thread viral di Twitter.

Bagi generasi muda, kemampuan untuk menyaring kebenaran dari tumpukan informasi menjadi krusial. Jadi, bagaimana sebenarnya anak muda bisa menjadi "smart consumer" informasi?

1. Pahami Arti Post-Truth dan Tantangannya

Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu konsep "post-truth". Di era ini, kebenaran seringkali ditentukan oleh emosi atau keyakinan pribadi, bukan fakta objektif.

Berita palsu atau hoaks tersebar luas karena informasi yang bersifat emosional lebih mudah diterima dan dibagikan daripada fakta yang kering dan rumit. Di sinilah tantangan besar bagi anak muda, bagaimana membedakan informasi yang faktual dengan yang hanya dirancang untuk memancing emosi?

Sebagai generasi yang tumbuh bersama teknologi, Anda mungkin merasa sudah terbiasa dengan dinamika informasi di internet. Namun, justru karena itulah Anda juga rentan terjebak dalam disinformasi.

Algoritma media sosial memperkuat kecenderungan untuk menampilkan konten yang kita sukai, mempersempit pandangan kita terhadap kebenaran. Jadi, apa langkah pertama untuk menjadi "smart consumer" informasi?

2. Verifikasi Sumber Informasi

Langkah pertama, jangan langsung percaya pada informasi yang Anda terima, tidak peduli seberapa menarik atau relevan dengan keyakinan Anda. Cobalah memverifikasi sumbernya. Siapa yang menulis atau memproduksi konten tersebut? Apakah berasal dari sumber yang kredibel, atau hanya dari akun anonim yang belum terbukti otoritasnya?

Lihat lebih jauh, apakah artikel tersebut mengutip penelitian, wawancara, atau data dari lembaga yang terpercaya? Ini penting karena banyak sekali informasi yang sekilas terlihat benar, tetapi sebenarnya tidak memiliki dasar yang kuat.

Situs-situs berita palsu atau blog yang tidak terverifikasi sering kali memanfaatkan keinginan kita untuk mendapatkan informasi instan. Jangan ragu untuk mengecek ulang di situs-situs berita besar atau platform pengecek fakta seperti TurnBackHoax atau CekFakta.

3. Kritis Terhadap Judul yang Sensasional

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline