Lihat ke Halaman Asli

Narul Hasyim Muzadi

Language education

Aksesibilitas Pendidikan di NTT, Tantangan dan Solusi untuk Peningkatan Kualitas SDM

Diperbarui: 12 Agustus 2024   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akses transportasi siswa SDN Lebantour Kojadoi, Kec. Alok Timur, Kab. Sikka Prov. NTT (Sumber.gatra.com) 

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu wilayah di Indonesia yang menghadapi tantangan signifikan dalam hal aksesibilitas terhadap pendidikan. Akses pendidikan yang terbatas ini tidak hanya berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima oleh anak-anak di wilayah tersebut, tetapi juga memengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT secara keseluruhan. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, tantangan geografis, sosial, dan ekonomi tetap menjadi penghalang utama bagi kemajuan pendidikan di NTT.

Kondisi Sosial dan Ekonomi: Pengaruhnya terhadap Pendidikan di NTT

NTT dikenal sebagai salah satu provinsi dengan tingkat kemiskinan yang tinggi di Indonesia. Kemiskinan ini berdampak langsung pada akses pendidikan, karena banyak keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka.

 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT pada 2023 baru mencapai 68,40 atau di bawah angka IPM nasional 74,39. Indeks ini dihitung berdasarkan tingkat pendidikan, angka harapan hidup, dan standar hidup (Sumber: theconversation.com). Ini menunjukkan adanya ketertinggalan yang signifikan dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Faktor sosial lain yang mempengaruhi aksesibilitas pendidikan adalah latar belakang pendidikan ibu. Di NTT, banyak ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah, yang seringkali berdampak pada kurangnya dorongan bagi anak-anak mereka untuk melanjutkan pendidikan (Sumber: ntt.bps.go.id). 

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan ibu memiliki korelasi positif dengan keberhasilan akademis anak-anak mereka. Dengan demikian, kurangnya pendidikan pada ibu di NTT menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya angka partisipasi sekolah di provinsi ini.

Selain itu, pendapatan per kapita yang rendah dan jumlah anggota rumah tangga yang tinggi juga memainkan peran penting dalam aksesibilitas pendidikan. Keluarga dengan banyak anak dan pendapatan terbatas sering kali kesulitan membiayai kebutuhan pendidikan, seperti seragam sekolah, buku, dan transportasi.

Tantangan Geografis dan Pengaruhnya terhadap Aksesibilitas Pendidikan

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh NTT dalam hal aksesibilitas pendidikan adalah kondisi geografisnya. Provinsi ini terdiri dari banyak pulau kecil dan terpencil, yang menyulitkan mobilitas antar pulau dan akses ke sekolah-sekolah. Banyak sekolah yang terletak di daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga siswa harus menempuh jarak yang jauh dan medan yang sulit untuk mencapai sekolah. Hal ini sering kali menyebabkan ketidakhadiran siswa atau bahkan putus sekolah.

Kondisi geografis ini juga berdampak pada distribusi guru. Banyak daerah terpencil yang mengalami kekurangan guru, karena tidak banyak tenaga pengajar yang bersedia ditempatkan di wilayah-wilayah ini. Selain itu, minimnya sarana transportasi dan infrastruktur jalan yang buruk semakin memperparah situasi ini. Keterbatasan aksesibilitas ini tidak hanya mempengaruhi jumlah guru, tetapi juga kualitas pendidikan yang diberikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline