Lihat ke Halaman Asli

Analisis Etika Profesi Jembatan Kutai Kartanegara

Diperbarui: 20 Mei 2023   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kasus Jembatan Kutai Kartanegara pasti ada pertanyaan tentang masalah tersebut. Kenapa Jembatan Kutai Kartanegara bisa runtuh?, Apakah ada permalahan dalam proyeknya?, apakah peristiwa tersebut termasuk dalam teori etika profesi? Seperti itulah yang di pertanyakan. Jadi pada kasus Jembatan Kutai Kartanegara ini di tangani oleh PT. Hutama Karya yang pembangunannya membutuhkan 6 tahun. 

Dan setelah 10 tahun berdiri, pada tanggal 26 November 2011 Jembatan Kutai Kartanegara roboh atau runtuh. Saat peristiwa runtuhnya jembatan tersebut menewaskan 24 korban jiwa dan 12 orang dinyatakan hilang. Di samping itu, akibat runtuhnya jembatan tersebut menyebabkan arus tranportasi menjadi sangat terhambat dan mengakibatkan terganggunya roda ekonomi. 

Dari berita yang didapat bahwasannya tim peneliti yang dibentuk oleh Kementrian Pekerjaan Umum menyatakan bahwa jembatan Kutai Kartanegara ini terjadi karena adanya kesalahan dalam kontruksi, mengurangi atau mengganti spesifikasi bahan, pelemahan pada bahan (bahan yang gak sesuai dengan standar) dan adanya kegagalan sejak awal perecanaan, pelaksanaan, hingga kurangnya pengetahuan terhadap pembangunan jembatan. 

Sebagai seorang insinyur professional, harus mampu mempertahankan idealisme bahwasannya keahlian profesi bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjual-belikan, melainkan sebuah kebajikan yang hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan manusia. Seorang insinyur harus mampu memahami  makna profesionalisme jika ingin dikatakan sebagai seorang profesional. 

Pada kasus ini pasti ada yang bertanggung jawab dalam mendesain spesifiksai jembatan dan bahan yang cocok untuk jembatan agar kuat dan tahan lama. Pada teori etika hak dan kewajiban kita harus berperilaku jujur, jangan membuat oranglain menderita dan bertanggung jawab dengan yang diperbuat. 

Pada kasus ini telah melanggar teori etika hak dan kewajiban yang dimana tidak ada yang menerapkan pada teori tersebut karena orang yang membuat spesifikasi atau struktur bangunan tidak bertanggung jawab yang ia perbuat. Dengan demikian, sejak awal perencanaan didesain tidak streamline, yang artinya banyak perubahan geometri yang mendadak untuk setiap sambungan. Dan banyaknya patahan pada jembatan. Kalaupun ada patahan seharusnya diaplikasikan radius, diberi jari-jari sehingga ada media pemeliharaan. Dalam hal ini jelas etika profesionalisme telah dilanggar oleh insinyur yang bertanggung jawab. Selanjutnya itu ada teori etika moralitas yang ada pada kasus tersebut, tetapi kasus tersebut tidak menerapkan dengan benar. 

Etika moralitas adalah suatu perilaku yang baik yang berfokus kepada tanggung jawab, kejujuran, kompetensi, dan kesetiaan. Kenapa kasus ini tidak bermoral? Karena pada kasus ini menggunakan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan adanya ketidak sempurnaan dalam persancanannya yang maksudnya adalah adanya pengurangan atau pengganti bahan yang digunakan dalam pembangunan jembatan, dari perilaku tersebut bahwasannya kasus tersebut tidak bermoral yang dimana ketidak jujuran dalam proyek tersebut membuat keselamatan manusia dalam bahaya. Seseorang melakukan hal yang tidak etis karena rasa ketidaktahuan, namun terkadang ketidaktahuan telah ditetapkan dan disengaja. 

Ketika seseorang dihadapkan pada sebuah situasi yang memiliki dua alternatif pemecahan yang jelas, terkadang seseorang hanya mempertimbangkan dua jalan keluar yang jelas, melupakan kenyataan yang mungkin ada alternatif lain. Dalam pengambilan keputusan adalah suatu tanggung jawab untuk mendisiplinkan diri dalam menyelidiki metode tambahan dan menggali pengetahuan dari suatu pemecahan masalah.

Kesimpulan : 

Berdasarkan dari uraian diatas bahwasannya pengertian dari Etika dan profesionalisme adalah dua hal yang berkaitan dengan satu sama lain. Etika dan profesionalisme harus dijunjung tinggi oleh para insinyur, karena seorang insinyur itu dapat mampu berkontribusi dengan baik. Etika profesi industry adalah tentang menerapkan ilmu atau skill yang dimiliki oleh seorang insinyur untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dan menjaga keselamatan manusia. Dan juga dalam etika profesi industry menuntut seorang insinyur untuk selalu bersikap jujur dalam pekerjaannya dan tidak memihak pada golongan tertentu. 

Etika profesi juga mengharuskan insinyur untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya serta mereka senantiasa mendukung insinyur dan professional lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline