Lihat ke Halaman Asli

Narista Trisnawati

Masih menjadi mahasiswa

Belajar dan Bersyukur melalui Pendakian

Diperbarui: 6 November 2020   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kalian pernah denger nggak sih kalo kalian ingin tau sifat asli temen kalin maka ajaklah mereka mendaki gunung, mungkin itu benar adanya karena di pendakian kita akan belajar untuk mengatur diri kita sendiri, kita harus membawa beban dan berjalan cukup lama di pendakian juga kita harus mengatur emosi kita. Di sini ego kita diuji kita tidak boleh egois seperti menuggu teman yang mungkin berjalan lambat atau yang sering minta istirahat, hal lain seperti berbagi makan membagi tugas untuk memasak dan mendirikan tenda. Tetapi kalau hanya untuk mengetahui sifat tidak hanya melalui pendakian, jika pada saat yang genting atau terjepit sifat asli manusia pasti akan terlihat. Tapi yang pasti dipendakian kita akan melatih mental, emosi, dan pasti mengatur diri kita

Di pendakian saya juga banyak bersyukur kepada Tuhan dan betapa banyak orang baik di sekitar kita, saat itu saya dan teman-teman saya akan mendaki ke gunung kembang, wonosobo saat itu kita tidak tau tempat pastinya dan Kita memutuskan untuk istirahat di warung pinggir jalan. Betapa itu adalah keputusan yang baik karena saat kita istirahat dan mengobrol dengan pemilik warung kita bercerita ingin mendaki ke gunung kembang dan maps tidak jelas arahnya karena saat itu sudah malam juga, dan beruntungnya kita karena orang tersebut menawarkan bantuan untuk mengantar kita sampai dibasecamp.

Hal serupa juga terjadi saat pendakian saya ke lawu saat itu saya berangkat menggunakan transportasi umum sebenarnya kita berencana untuk mendaki lewat cetho tapi karena ketidaktauan kita kita terlewat terminal dan akhirnya kita memutuskan untuk lewat cemoro sewu. Karena sudah maghrib saat itu dan tidak ada transportasi menuju Basecamp pada malam hari kita disarankan until istirahat saja di masjid oleh bapak-bapak yang mengobrol dengan kita di terminal.

Saat kita sudah beristirahat di terminal ada seorang yang menawari tumpangan dan mengantar kita sampai ke basecamp, tidak hanya itu saat mendakipun karena kita hanya berdua kita ditawari untuk gabung dengan rombongan mereka dan membawakan tas kita dan benar-benar menjaga kita betapa saya bersyukur ternyata banyak orang baik dan hal-hal yang tidak saya duga, dan tentunya itu menambah rasa syukur sata kepada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline