Lihat ke Halaman Asli

Nargis Mahdiyah

University

Cerpen: Kenangan Terakhir di SMA

Diperbarui: 2 November 2024   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen: "Kenangan Terakhir di Panggung SMA"

Di sebuah SMA di sudut kota, sekelompok siswa dari berbagai kelas sedang sibuk berkumpul di aula sekolah. Mereka adalah panitia yang terpilih untuk menggelar acara pentas seni (pensi) sekaligus perpisahan bagi siswa kelas 3. Dengan semangat dan tawa yang selalu hadir di antara mereka, Raka, Siska, Andi, Maya, dan Deni, berlima menjadi inti dari panitia acara yang akan diselenggarakan dalam waktu dua minggu lagi.

"Kita harus buat acara ini berkesan banget, ya. Ini perpisahan terakhir kakak kelas, dan kita ingin mereka selalu ingat momen ini," ucap Raka, ketua panitia, dengan semangat di wajahnya.

"Betul! Harus beda dari acara perpisahan biasanya," tambah Siska, si kreatif yang bertanggung jawab atas dekorasi dan tata panggung.

Maya yang bertugas sebagai koordinator acara mulai membagikan tugas. "Oke, jadi kita bakal bagi dua sesi: sesi pensi dengan penampilan dari setiap kelas dan sesi perpisahan khusus untuk kelas 3."

Selama beberapa hari berikutnya, mereka sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Dari pemilihan tema, pengaturan tata panggung, hingga dekorasi, semua dilakukan dengan penuh semangat. Setiap sore mereka berkumpul di aula sekolah, mengatur musik, mengecek pencahayaan, dan membuat dekorasi tangan yang unik untuk mempercantik ruangan.

Namun, tak semuanya berjalan mulus. Satu minggu sebelum acara, mereka menghadapi kendala besar. Peralatan panggung yang mereka pesan ternyata rusak, dan itu berarti mereka harus mencari alat pengganti dalam waktu singkat. Deni, yang bertanggung jawab untuk logistik, terlihat gelisah.

"Gimana ini, Rak? Kalau nggak dapet alat pengganti, gimana kita bisa gelar acara dengan baik?" tanya Deni sambil menatap penuh kecemasan.

Raka menarik napas panjang. "Tenang, Den. Kita masih punya waktu. Kita cari alat sewa yang lain, kita pasti bisa."

Semangat mereka sempat turun, tetapi kerja sama tim yang kuat membuat mereka saling mendukung. Andi, yang biasanya pendiam, mengusulkan untuk menggunakan peralatan yang ada di gudang sekolah, sementara Maya mencoba mencari sponsor lokal untuk membantu menyediakan peralatan yang mereka butuhkan.

Hari perpisahan tiba. Aula yang biasanya sepi kini dipenuhi dengan dekorasi dan ornamen yang berwarna-warni, membawa suasana ceria dan penuh kenangan. Setiap sudut dihias oleh foto-foto kelas 3, dan panggung utama penuh dengan bunga serta cahaya yang menawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline