Lihat ke Halaman Asli

Nargis Mahdiyah

University

Cerpen: Niat Mulia, Satu Misi di Desa Kalibambu

Diperbarui: 25 Oktober 2024   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Judul Cerpen: Niat Mulia, Satu Misi di Desa Kalibambu

Hari itu matahari bersinar cerah di langit biru, seolah memberi semangat bagi lima dokter muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan mereka. Di balik senyum lelah mereka, terselip niat mulia yang membuat langkah mereka terasa ringan. Desi, Rina, Aldi, Bima, dan Sari adalah lima orang yang sudah bersahabatan sejak awal kuliah kedokteran, kini telah menjadi dokter. Hari ini, mereka akan melakukan sesuatu yang berbeda.

"Sudah lama sekali kita ingin melakukan ini," ujar Desi sambil memandangi pemandangan hijau di sekitar desa Kalibambu dari jendela bus yang mereka tumpangi.

"Iya, dan ini adalah momen yang tepat," balas Rina, tersenyum lebar. "Hari Dokter Nasional, apa lagi yang lebih bermakna daripada menolong mereka yang membutuhkan?"

Rina adalah orang pertama yang mengusulkan ide ini. Terinspirasi dari pengalamannya di rumah sakit saat bertemu dengan banyak pasien dari desa-desa terpencil yang sulit mendapatkan akses kesehatan, ia berpikir bahwa merayakan Hari Dokter Nasional dengan membuka posko kesehatan gratis di desa terpencil akan sangat bermanfaat. Desa Kalibambu, yang terletak jauh dari pusat kota dan minim fasilitas kesehatan, menjadi pilihan mereka.

Persiapan di Posko

Sesampainya di desa, lima dokter muda itu langsung disambut oleh warga yang ramah namun jelas terlihat tak terbiasa dengan kedatangan tamu dari kota. Posko kesehatan mereka didirikan di balai desa sederhana. Meja kayu panjang, kursi yang seadanya, dan papan tulis untuk mencatat nama pasien sudah siap.

"Terima kasih, Dokter, sudah datang ke desa kami. Banyak warga yang sudah lama ingin periksa, tapi kami tak mampu pergi ke kota," kata Pak Karman, kepala desa yang sudah menanti kedatangan mereka sejak pagi.

"Justru kami yang berterima kasih, Pak," sahut Aldi dengan penuh hormat. "Kami senang bisa membantu."

Segera setelah semua peralatan medis dikeluarkan dan dipersiapkan, pengumuman pun dilakukan. Warga desa, mulai dari anak-anak hingga lansia, mulai berdatangan. Mereka mengantre dengan rapi di bawah sinar matahari yang terik, sementara lima dokter muda itu bersiap dengan stetoskop di tangan dan senyum di wajah.

Pengabdianpun Dimulai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline