Aksi Bela Palestina: Perjuangan Setahun Badai Al Aqsha, Longmarch dari Kedubes AS ke PBB
Jakarta, 7 Oktober 2024 -- Ratusan masyarakat berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menggelar aksi solidaritas dan kemanusiaan dalam memperingati setahun Badai Al Aqsha.
Aksi ini menjadi simbol perlawanan atas ketidakadilan yang dirasakan oleh bangsa Palestina, sekaligus untuk memperingati genosida yang dilakukan Israel selama setahun terakhir. Aksi ini menjadi bagian dari gerakan global yang mengecam tindakan brutal Israel terhadap warga sipil Palestina, terutama dalam konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Palestina.
Pukul 14.00 WIB, para demonstran mulai berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, di mana mereka mengadakan orasi untuk menyuarakan dukungan kepada Palestina.
Orasi tersebut dipimpin oleh sejumlah tokoh masyarakat, aktivis kemanusiaan, dan pemimpin agama, yang menuntut Amerika Serikat untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel. Para orator menyampaikan pesan kuat bahwa masyarakat internasional tidak bisa lagi diam menghadapi penindasan terhadap bangsa Palestina.
"Aksi ini bukan hanya tentang perlawanan fisik, tapi juga bentuk solidaritas kemanusiaan. Kita berdiri di sini untuk menuntut keadilan bagi Palestina, untuk menunjukkan bahwa ada harapan dan dukungan dari seluruh penjuru dunia," ujar salah satu orator dalam aksi tersebut.
Setelah melakukan orasi di depan Kedubes AS, para demonstran kemudian memulai longmarch menuju Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlokasi tidak jauh dari kedutaan.
Longmarch tersebut berlangsung damai dan tertib, dengan ratusan peserta membawa spanduk, bendera Palestina, bendera Indonesia, serta poster-poster yang menuntut penghentian genosida dan keadilan untuk Palestina. Slogan-slogan yang menyerukan pembebasan Palestina menggema sepanjang perjalanan, sementara beberapa peserta menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Demonstrasi ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk menunjukkan keberpihakan pada bangsa Palestina yang selama bertahun-tahun berjuang mempertahankan hak mereka atas tanah yang diduduki. Isu genosida yang dilakukan oleh Israel selama 365 hari terakhir menjadi sorotan utama, mengingat banyaknya korban sipil, termasuk bayi, perempuan dan anak-anak, yang menjadi sasaran kekerasan dalam konflik tersebut.
Setibanya di Gedung PBB, sekitar pukul 16.00 WIB, orasi kedua dimulai. Kali ini, fokus orasi adalah menuntut PBB untuk mengambil tindakan nyata dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina, serta memberikan tekanan internasional kepada Israel agar menghentikan serangan brutal terhadap warga Palestina.
Para orator menegaskan bahwa PBB memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dunia dan melindungi hak asasi manusia, termasuk hak rakyat Palestina untuk hidup damai di tanah mereka sendiri.