Lihat ke Halaman Asli

Merindukan Sang Pemberi Kehidupan

Diperbarui: 20 Februari 2017   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam gelap aku terjaga
 Dalam terang aku terpejam
 Dalam hujan aku terdiam
 Dalam malam aku bertanya
 Menunggu bintang jatuh lewat jendela
 Tapi doaku terasa hampa

 Kapan kau beri nafas kehidupan  
 Kenapa aku serasa tak bertuan
 Berjalan dalam temaram  
 Sunyi dan sepi tanpa suara

 Nyanyikanlah lagu untuk manusia
 Sebelum ia menutup mata
 Tunjukkanlah arah jalan
 Sebuah kisah kehidupan menuju pulang
 Sandaran jiwa yang dirindukan
 Kapan ia datang

 Apakah aku hidup seribu masa
 Menanti tuntunan yang tak kunjung datang
 Apakah aku hidup berjuta daya
 Melangkahlah kaki dalam lorong gelap
 Datanglah datanglah
 Mentari kian memudar
 Sebelum manusia ini lelah berharap
 Dan tak lagi terdengar rintihan

 Sebuah janji yang terucap
 Aku tahu kau tak kan terlambat
 Tapi apa daya aku bersimbah dosa
 Akankah mata menutupi kesalahan
 Segeralah segeralah
 Aku melihat duniaku tenggelam
 Dalam tangisan air mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline