Lihat ke Halaman Asli

Eksistensi Pasar Rakyat sebagai Wujud Berbudaya

Diperbarui: 22 Januari 2017   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Seiring berkembangnya jaman, kita telah banyak dimanjakan oleh bermacam hiburan baik dari dalam atau luar negeri. Begitupun dengan kegiatan berbelanja yang semuanya serba instan.  Bahkan kita sekarang dapat berbelanja mulai dari memilih produk hingga transaksi pembayaran melalui satu perangkat elektronik baik smartphone, laptop atau perangkat lain yang mumpuni. Jika ingin melihat langsung barang yang akan di beli, kebanyakan masyarakat akan memilih supermarket. Udara sejuk didukung pendingin ruangan, jalanan yang bersih, barang tertata rapi serta buah dan sayuran yang senantiasa segar. Selain itu, supermarket buka hingga malam dan produk dijamin tetap tertata apik karena disimpan dengan baik.

Bagaimana dengan pasar rakyat atau pasar tradisional? Di kota-kota besar, pasar rakyat sudah banyak yang mengalami pemugaran. Bangunan diperbaiki, penataan para pedagang lebih teratur dan lahan parkir tersedia cukup luas untuk para pengunjung. Meskipun fisiknya menjelma modern, namun suasana jual beli di pasar rakyat tidak pernah berubah. Tegur sapa setiap pagi, obrolan ringan antar penjual dan pembeli serta tradisi tawar menawar yang tak pernah hilang hingga sekarang.

Selain sumber transaksi perdagangan sayur dan buah, pasar rakyat juga menawarkan berbagai macam jajanan pasar khas daerah setempat. Bayangkan jika tidak sempat memasak untuk sarapan, penjaja kue-kue tradisional telah siap sedia dengan dagangannya yang mengepul hangat. Kuliner khas daerah merupakan bagian dari budaya yang sepatutnya dilestarikan. Dengan eksisnya penjaja kuliner khas daerah berarti tingkat atensi masyarakat terhadap budaya lokal masih cukup tinggi.

Belakangan banyak pasar-pasar rakyat yang mengalami kebakaran, kerusakan atau pemugaran dengan proses rehabilitasi yang cukup lama. Lantas, apakah hasil akhir dari revovasi tersebut tetap mencerminkan pasar rakyat sebagai potensi budaya? Contohnya dalam kejadian yang dialami oleh pasar Klewer, sebuah pasar rakyat yang menjadi ikon kota Solo. Pasar Klewer yang mengalami kebakaran pada tahun 2014 lalu mengembuskan isu bahwa kebakaran tersebut memiliki unsur kesengajaan. Alih-alih berasumsi, lebih baik kita menunggu renovasi yang sedang dalam proses dan sampai saat ini pun belum selesai. Bagaimanapun, hingga detik ini dalam benak masyarakat masih muncul sebuah pertanyaan : akankah pasar Klewer akan tetap sama seperti dulu lagi? Hal ini berarti pasar rakyat masih dicintai oleh masyarakat.

Dari tahun ke tahun pemerintah telah mencanangkan peringatan hari khusus setingkat nasional sebagai upaya pelestarian dan promosi sumber budaya, seperti : Hari Nelayan Nasional, Hari Batik Nasional, Hari Nusantara dan masih banyak lagi. Lantas perlukah dicanangkan hari pasar rakyat nasional? Seperti yang kita ketahui bahwa peringatan di hari-hari penting sedikit banyak akan mengingatkan masyarakat pada apa yang tengah dan patut diperingati pada tingkat nasional. Melihat kondisi pasar rakyat yang kian hari makin terabaikan, saya rasa pecanangan hari pasar rakyat nasional memang perlu disegerakan.

Urgensi Hari Pasar Nasional memang bukan tanpa alasan. Di balik peran utamanya sebagai pusat jual beli, kita telah mengetahui seberapa pentingnya eksistensi pasar rakyat. Seperti yang telah disebutkan di atas, pasar rakyat merupakan perpaduan dari interaksi budaya, kuliner dan yang terpenting adalah sosial. Tidak seperti di supermarket atau swalayan, di pasar rakyat para pembeli, penjual atau pengunjung lain dapat berinteraksi dengan baik satu sama lain. Entah obrolan tentang harga pangan yang naik, kebijakan pemerintahan yang baru, kesibukan di tempat kerja atau banyak hal lain.

Oleh karena itulah, hari pasar rakyat nasional cukup mendesak untuk segera dicanangkan. Dengan peringatan tersebut, masyarakat akan kembali menyadari bahwa berbelanja di pasar rakyat memiliki keistimewaan tersendiri. Tak hanya itu, bagi para pedagang di pasar juga akan lebih giat untuk meningkatkan kualitas barang dagangan mereka. Peringatan hari pasar nasional ini juga merupakan bentuk apresiasi kepada para pedagang, bahwa seiring perkembangan jaman dan menjamurnya swalayan mereka tetap menyediakan kebutuhan masyarakat dengan setia dan mencoba memberikan penawaran harga yang lebih terjangkau.

Gagasan Hari Pasar Rakyat Nasional ini sangat menarik. Kedepannya, pemerintah dapat melangsungkan peringatan hari pasar rakyat secara serentak di berbagai daerah di Indonesia, sehingga masyarakat tiap daerah dapat kembali meremajakan pasar rakyatnya. Selain itu dapat juga diselenggarakan dalam skala lebih besar namun bergilir dari satu daerah ke daerah lainnya tiap tahun, dengan tujuan memperkenalkan pasar rakyat khas daerah tersebut ke masyarakat luas. Sebab, umumnya di tiap daerah memiliki pasar yang menjual barang-barang khusus atau memiliki tema yang unik, seperti pasar terapung Muara Kuin di Kalimantan Selatan atau pasar Beriman Bomoho di Manado yang menjual daging hewan-hewan tak lazim dikonsumsi. Dengan adanya Hari Pasar Rakyat Nasional, masyarakat Indonesia akan tetap menghargai pasar tradisional khas daerahnya masing-masing sebagai suatu sumber budaya yang harus tetap terjaga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline