Lihat ke Halaman Asli

Nardi elkhayr

Catatan Perjalanan dan Kehidupan

Bait-bait Puisi karya Penulis Cilik Palestina yang Menyayat Hati di Tengah Kelaparan dan Genosida yang Dialami

Diperbarui: 11 Agustus 2024   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bait-bait puisi karya anak-anak Palestina (sumber: Trtworld.com)

Di tengah kelaparan yang mendera dan aksi genosida oleh Israel, para penulis cilik Palestina menyempatkan diri untuk mengekspresikan perasaan dan keadaan yang mereka alami melalui bait-bait puisi. Mereka menyakini bahwa kata-kata yang mereka tuliskan akan bisa menjadi media yang dapat mengurai kesedihan dan kegundahan, selain juga bisa mengabadikan memontum yang mereka alami.  

Melalui puisi yang dicipta, mereka ingin agar warga dunia tergerak membantu dan memastikan anak-anak Palestina juga berhak mendapatkan kedamaian, kebahagiaan dan ketenangan sebagaimana anak-anak di belahan dunia lainnya, sehingga anak-anak Palestina dapat bertumbuh optimal mewujudkan cita-cita terbaik mereka.

Bermula dari inisiasi dari seorang penulis dan penggerak literasi Palestina Yousri Alghoul yang terus mengispirasikan kepada anak-anak Palestina agar menuliskan semua apa yang mereka alami, kini terkumpul sejumlah tulisan tangan puisi dari para penulis cilik Palesyina. Dalam berbagai keterbatasan, Alghoul menunjukkan kepada sejumlah wartawan kumpulan tulisan tangan berupa bait-bait puisi karya anak-anak Palestina itu. 

Alghoul sendiri, pada tahun 2022, Alghoul telah mengubah perpustakaan pribadinya, yang terdiri dari sekitar 3.000-an buku, menjadi ruang baca yang terbuka bagi warga Palestina sekaligus tempat ia mengispirasikan warga Palestina untuk menulis. Perpustakaan tersebut terkena serangan udara Israel pada tahun 2023 yang lalu, Rumah miliknya pun hancur megubur dan merusakkan buku-bukunya itu. Alghoul pun mulai mencoba membangun kembali perpustakaannya.

Alghoul menyadari bahwa membangun kembali perpustakaannya akan memakan waktu. Ia pun mulai menggali buku-buku dari puing-puing perpustakaan dan sekolah yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza utara. Ia menggunakan buku-buku tersebut untuk mengajar anak-anak, yang bercita-cita menjadi penyair di kamp Shati, Gaza Utara.

Dok. Alghoul bersama para penulis cilik Palestina

Berikut ini sejumlah puisi dari beberapa penulis cilik Gaza di pengungsian tersebut yang dikumpulkan olehnya. Versi Inggrisnya yang menjadi sumber terjemahan dalam tulisan saya ini tetap saya sertakan.

Siapakah aku?

Aku adalah burung berleher patah,

Keberadaanku di antara puing-puing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline